Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Boy Rafli Amar menyampaikan konferensi pers seputar penangkapan penyebar ajakan untuk melakukan penarikan dana besar besaran dari perbankan (rush money) melalui media sosial di Mabes Polri, Jakarta, Sabtu (26/11/2016). Polisi telah menangkap seorang guru SMK di Pluit, Jakarta Utara, berinisial AR alias Abu Uwais berusia 31 tahun. Tersangka ditangkap oleh Subdit Cybercrime Bareskrim setelah pulang mengajar di kawasan Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara. Penelusuran identitas pelaku dilakukan melalui pemeriksaan digital sejumlah akun sosial media. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Kapala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar mengklaim, pertemuan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dengan netizen pendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Rabu (23/11) lalu tidak ada kaitannya dengan masalah politik.

“Kami ingin klarifikasi, pertemuan dengan netizen itu merupakan audiensi dengan kalangan netizen, khususnya para penggiat di media sosial yang ingin membentuk lembaga masyarakat antihoax,” kata Boy di Jakarta, Sabtu (26/11).

Dia menjelaskan, pertemuan dengan para netizen itu digelar di ruang rapat Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Rabu (23/11) mulai pukul 10.00 hingga 12.00 WIB. Boy juga mengaku hadir dalam pertemuan tersebut untuk mendampingi Kapolri.

“Pak Kapolri menyambut baik audiensi tersebut. Beliau ingin meningkatkan daya tahan masyarakat dari informasi yang negatif, termasuk hoax. Jadi, tidak ada agenda politik yang dibicarakan dalam pertemuan itu.”

Dalam pertemuan tersebut, dia menuturkan, sempat ada sesi foto bersama antara Kapolri dengan sejumlah netizen itu. Namun setelah foto itu diunggah, muncul kabar bahwa Kapolri berfoto bersama salah satu pendukung yakni Ahok.

“Tidak ada pembicaraan politik atau dukung mendukung pasangan calon. Sama sekali tidak ada. Itu tidak mungkin dilakukan, karena pertemuan tersebut dilakukan untuk kepentingan publik.”

Sementara itu, salah satu netizen sekaligus anggota komunitas Masyarakat Anti Hoax bernama Judith Lubis, yang turut hadir dalam pertemuan tersebut memberikan keterangan melalui akun facebooknya.

“Saya Judith Lubis mewakili teman-teman komunitas, memohon maaf yang sebesar-besarnya jika ternyata foto bersama netizen justru ditafsirkan lain oleh beberapa pihak, meskipun saya dan hadirin bersaksi tidak ada bahasan politik di forum tersebut. Karena topik utama adalah bahasan bagaimana membersihkan fitnah dan hoax di medsos. Jika ada foto dari netizen yang dianggap kurang pantas, kami sekali lagi memohon maaf yang sebesar-besarnya pada Kapolri dan jajaran. Maafkan kekhilafan kami.”

“Saya sangat bersedih ketika Kapolri dinilai berpihak, oleh orang yang tidak hadir dalam pertemuan itu. Sedangkan bahasan dari Kapolri dan jajarannya sangat netral, semua bahasan berlandaskan bahasa hukum yang disampaikan secara runut dan jelas untuk panduan kami memerangi berita hoax. Semoga tidak menyurutkan langkah kita untuk saling bersinergi memberantas hasut dan hoax.”

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Wisnu