Kunjungan Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, ke Washington, DC, Amerika Serikat, membuka babak baru dalam upaya mempromosikan potensi ekonomi Indonesia di kancah global. Dalam pertemuan dengan 25 pengusaha terkemuka AS, Prabowo menegaskan kepercayaan kuat dari kalangan bisnis Amerika terhadap prospek ekonomi Indonesia. Pertemuan yang berlangsung santai namun bermakna ini menjadi simbol optimisme bahwa Indonesia sedang berada di jalur yang benar untuk tumbuh dan berkembang sebagai negara dengan stabilitas ekonomi yang menarik bagi investasi asing.
Diadakan pada sore hari waktu setempat, pertemuan ini menjadi ajang strategis bagi Prabowo untuk mempresentasikan visi ekonomi Indonesia, serta mendorong partisipasi aktif dari para pengusaha Amerika dalam pembangunan berkelanjutan Indonesia. Tidak hanya berbicara mengenai peluang ekonomi, Prabowo juga menggarisbawahi kesiapan Indonesia untuk terus bertransformasi menjadi pusat pertumbuhan di Asia, yang membuka pintu selebar-lebarnya bagi investasi asing yang berdampak positif.
Dalam pertemuan ini, Prabowo memaparkan sektor-sektor yang dianggap memiliki daya tarik tinggi bagi investor internasional, antara lain infrastruktur, teknologi digital, energi terbarukan, dan industri kreatif. Sektor-sektor ini dipilih karena dianggap mampu memperkuat ketahanan ekonomi dan menjadi basis bagi pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan. Infrastruktur, misalnya, dipandang sebagai landasan bagi konektivitas yang dapat mendorong peningkatan produktivitas dan aksesibilitas, baik di tingkat nasional maupun global.
Teknologi dan digitalisasi juga mendapat perhatian khusus dalam pertemuan ini. Prabowo menjelaskan bahwa Indonesia tengah berupaya menjadi salah satu kekuatan digital di Asia Tenggara, dengan ekosistem startup yang tumbuh pesat dan dukungan dari pemerintah dalam hal regulasi yang mendukung inovasi. Dengan jumlah populasi yang besar dan terus meningkatnya kelas menengah, Indonesia dipandang sebagai pasar yang menjanjikan, terutama di sektor teknologi.
Sementara itu, sektor energi terbarukan menjadi bagian dari upaya Indonesia untuk mencapai target emisi nol karbon dalam beberapa dekade ke depan. Dalam konteks ini, Prabowo mengajak para pengusaha Amerika untuk berinvestasi pada proyek-proyek energi ramah lingkungan, termasuk tenaga surya, angin, dan geothermal. Dengan demikian, Indonesia tidak hanya menawarkan potensi keuntungan finansial, tetapi juga kesempatan bagi investor untuk berperan aktif dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.
Dukungan yang ditunjukkan oleh 25 pengusaha AS ini menjadi bukti konkret bahwa ekonomi Indonesia memiliki daya tarik yang semakin besar di mata dunia. Di tengah ketidakpastian ekonomi global, Indonesia menawarkan stabilitas politik dan regulasi yang makin kondusif bagi bisnis asing. Prabowo menyampaikan bahwa pemerintahan Indonesia berkomitmen untuk terus memperbaiki iklim bisnis dan memperkuat daya saing di pasar internasional. Hal ini terlihat dari upaya berkelanjutan dalam penyederhanaan birokrasi dan perbaikan infrastruktur di berbagai wilayah.
Pertemuan ini menjadi sinyal kuat bahwa Indonesia siap menjadi mitra strategis bagi Amerika Serikat dalam berbagai bidang. Prabowo tidak hanya mengundang investasi tetapi juga menyampaikan ajakan untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi dan inovasi bagi perusahaan-perusahaan global yang ingin memperluas jangkauan mereka di Asia.
Di masa depan, langkah ini diharapkan mampu menarik lebih banyak investasi asing yang akan memperkuat fondasi ekonomi Indonesia. Dengan menggandeng investor global, Indonesia optimis mampu menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan meraih kemandirian ekonomi yang lebih kuat. Ajakan Prabowo ini juga menunjukkan komitmen Indonesia untuk terus berkolaborasi demi membangun masa depan yang lebih sejahtera, baik bagi rakyat Indonesia maupun dunia.
Berikut 25 pihak dari AS dan Indonesia yang hadir dalam pertemuan yang dihadiri Presiden Prabowo.
1. President of USINDO, David Merril
2. Chairman of The Board Freeport Mcmoran, Richard Arkeson
3. CEO Freeport Mcmoran, Kathleen Quirk
4. CEO Freeport Indonesia, Tony Wenas
5. Vice President for Federal Government Relations & International Affairs Freeport Mcmoran J.J. Ong
6. Vice Chairman, S&P Global, Dr. Daniel Yergin
7. CEO Ge Healthcare, Peter Arduini
8. Executive Vice President, Government Operations, Boeing, Ziad Ojakli
9. President Boeing Southeast Asia, Penny Burt
10. Retired Partner, Capital Group, F. Chapman Taylor
11. VP and Head of International Affairs, BP America, The Honorable Robert Scher
12. Senior Director, International Government Relations, Exxonmobil Peter Lavoy
13. Vice President of International Government Relations, Exxonmobil Kurt Stuckwisch
14. Managing Director and Global Head of Strategic Development Partnership Former Interim CEO and COO, International Finance Corporation (IFC), Citi, Stephanie Von Friedeburg
15. Vice President of Asia Pasific, Middle East & Africa, Global Government & Corprorate Affairs, Caterpillar, Murali M Krishnan
16. Senior Director Government Affairs, Asia-Pasific And Eurasia, Chevron, Craig Hall
17. Dean of Georgetown’s School of Foreign Service, Dean Joel Hellman
18. Incoming Rector of Georgetown Asia Pasific in Jakarta Georgetown University, Professor Yuhki Tajima, Ph.D.
19. Senior Vice President for Partnership and Online of Purdue University, Dimitrios Peroulis
20. Vice President for Global Partnerships and Director of Semiconductor Education Purdue University
21. Treasure of USINDO, Edward Wanandi
22. Lucian Despoio
23. Ted O Sius
24. Budi Djiwandono
25. John Schaefler
Redaksi Aktual