Capres 02 yang juga Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat memberikan pembekalan relawan Prabowo-Sandi di Istora Senayan, Jakarta, Kamis, (22/11/2018). Dalam acara pembekalan relawan tersebut hadir sejumlah tokoh seperti, Amien Rais, Sihobul Imam, Djoko Santoso, Rachmawati, Fadli Zon, dan sejumlah tokoh lainnya. AKTUAL/Tino Oktaviano

Medan, aktual.com – Calon presiden Prabowo Subianto menegaskan sudah menjadi tugas seorang pemimpin menghilangkan penderitaan rakyat yang dipimpinnya dan lebih utama lagi harus bisa membawa kesejahteraan.

“Pemimpin itu harus bisa menjadi contoh bagi bawahannya. Begitu juga harus bisa mencarikan jalan keluar atas penderitaan orang yang dipimpinnya,” katanya pada acara silaturahim akbar di Medan, Sabtu (23/2) dengan tema “Semangat Sumut untuk Prabowo-Sandi membangun demokrasi yang beradab menuju Indonesia menang”.

Calon presiden nomor urut 02 itu juga menyampaikan Indonesia bukan milik segelntir orang, dan untuk itu semua pihak harus berani memperbaiki kondisi saat ini jika ingin bangsa ini menjadi bangsa yang adil dan makmur serta mampu bersaing dengan negara lain.

Ia bersama koalisi Indonesia adil makmur jauh-jauh hari juga sudah menyampaikan tekad untuk mengamankana dan menyelamatkan kekayaan bangsa ini agar kembali ke Indonesia dan dinikmati untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

“Kami bertekad dan bersumpah bawha akan bekerja sekeras mungkin untuk menyelamatkan kekayaan Indonesia kembali ke tangan rakyat. Saya akan bekerja untuk kalian semua,” katanya yang langsung disambut antusias ribuan pendukung dan simpatisan calon presiden 02 tersebut.

Ia yakin dan percaya jika kekayaan yang selama ini hanya dikuasai segelintir orang dan banyak di bawa keluar negeri bisa dikembalikan dan dipergunakan untuk kepentingan rakyat, Indonesia akan bisa menjadi negara adil dan makmur.

“Kami sudah kumpulkan putra-putri terbaik bangsa ini dari semua bidang. Kami sudah hitung-hitung dan dari hitungan tersebut kami yakin dalam waktu singkat bisa menurunkan harga sejumlah kebutuhan pokok yang rasanya masih terlalu tinggi untuk rakyat Indonesia,” ucapnya.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Zaenal Arifin