Utang, Ancaman dan Beban Bagi Generasi Anak-Cucu

Ekonom Institute Development of Economics and Finance (INDEF), Bima Yudhistira mengungkapkan utang Indonesia yang semakin menggunung akibat kebijakan pengadaan berbagai proyek infrastruktur dan holding BUMN, akan menjadi ancaman nyata bagi generasi selanjutnya.

“Mungkin generasi seperti bang Rizal Ramli masih bisa tutup sana sini, tapi kalau generasi saya nanti BUMN ini gimana, generasi anak cucu saya gimana?” papar Bima.

Pasalnya, pemerintah Jokowi-JK saat ini terus menumpuk utang, baik utang finansial maupun nonfinansial mencapai Rp4.300 triliun. Pemerintah menilai utang nonperbankan Rp610 triliun masih kecil, namun mayoritas utang ini berbentuk valas. Angka ini masih sangat mungkin akan bertambah jika terdapat hal-hal yang tidak diduga sebelumnya, baik dari internal maupun eksternal.

“Kita sih enggak menginginkan ada terorisme atau segala macam, tapi kalau kondisi fundamental memburuk, dolar semakin menguat, utang yang berbentuk valas ini jadi problem yang sangat serius,” jelasnya.

Selain itu, kebijakan pemerintah terkait holding BUMN telah membuat banyak perusahaan pelat merah kehilangan arah. Banyak anak usaha BUMN bingung, mau dibawa kemana arah bisnisnya. Adanya holding berakibat kekacauan kinerja dan berbagai macam persoalan dalam internal tubuh BUMN. Hal tersebut lantaran adanya perubahan manajemen, cara kerja serta visi dan misi perusahaan.

“Kemudian apa pentingnya Pertamina dikawin-paksakan denga PGN? Ini kan dua perusahaan yang berbeda,” bebernya.

page 3: Proyek (Utang) Infrastruktur Ugal-Ugalan

Artikel ini ditulis oleh:

Eka