Jakarta, Aktual.com — Presiden Joko Widodo mengharapkan Karnaval Khatulistiwa di Provinsi Kalimantan Barat dilanjutkan dan dijadikan sebagai agenda tahunan dalam mempromosikan wisata di Kalbar.

“Selajutnya Karnaval Khatulistiwa yakni pawai kendaraan hias, budaya dan pawai menggunakan kapal motor di Sungai Kapuas akan ditangani oleh Pemerintah Provinsi Kalbar atau Gubernur,” kata Presiden Joko Widodo seusai menyerahkan secara simbolis tiga kartu sakti di Kota Pontianak, Sabtu (22/8).

Ia menjelaskan pemerintah pusat cukup mendorong dilakukannya Karnaval Khatulistiwa yang pertama ini. “Kemudian Pemprov Kalbarlah yang akan melanjutkannya sehingga menjadi agenda tahunan,” ujarnya.

Sementara itu, Wali Kota Pontianak Sutarmidji menyatakan pelepasan Karnaval Kapal Motor di Sungai Kapuas Pontianak oleh Presiden Joko Widodo, akan diiringi 70 kali dentuman meriam karbit, yang merupakan permainan tradisional masyarakat Melayu kota setempat.

“Saat Presiden Joko Widodo mengibarkan bendera start, akan diiringi dentuman sebanyak 70 kali dari meriam karbit, kemudian baru diiringan tarian Melayu,” katanya.

Karnaval Khatulistiwa dimulai dengan karnaval darat yang diikuti mobil hias dan pawai budaya yang akan dilepas di Rumah Radang, adapun rute karnaval darat, yakni Jalan Sultan Syahrir, Sultan Abdurrahman, Teuku Umar, Pattimura, Sisingamangaraja dan Tanjungpura.

Kemudian, dari Jalan Tanjungpura nanti presiden akan berjalan menuju Taman Alun Kapuas. Saat tiba di sana, beliau akan disambut dengan tari-tarian dan sebagainya.

Kemudian, Presiden akan naik kapal yang sudah dipersiapkan menuju tempat pelepasan karnaval Sungai Kapuas yang diikuti kapal-kapal hias. Rencana sementara, ada dua opsi tempat pelepasan karnaval sungai, yakni di depan Masjid Jami’ atau di Taman Alun Kapuas.

Selain karnaval kapal dan mobil hias, pada malam harinya, rencananya juga akan digelar malam hiburan rakyat. Panggungnya direncanakan di depan Kantor Pomdam XII Tanjungpura.

Sebelumnya, Gubernur Kalbar Cornelis mengharapkan kegiatan Karnaval Khatulistiwa bisa meningkatkan kesadaran masyarakat untuk lebih menghargai dan mencintai sungai sebagai penunjang kehidupan manusia.

“Kita tahu sendirilah kondisi sungai yang ada di Kalbar masih banyak yang kotor. Di mana masih banyak masyarakat membuang sampah ke sungai dan mengakibatkan air sungai menjadi tercemar,” katanya.

Dia mengatakan, sungai yang ada di tengah masyarakat bukan hanya pelengkap, namun seharusnya bisa dijadikan penopang perekonomian manusia, pariwisata dan lainnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid