Bogor, Aktual.com – Ratusan rumah warga di empat kelurahan pada Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat, mengalami kerusakan akibat puting beliung pada Kamis petang.

Camat Bogor Selatan, Sujadmiko menyebutkan ada sekitar 770 rumah rusak di wilayah Bogor Selatan, terbanyak di Kelurahan Cipaku, Pamoyanan, Batu Tulis dan Lawang Gintung.

“Total ada sekitar enam kelurahan yang terdampak, data sementara ada 770 rumah yang rusak, baik berat maupun ringan,” kata Sujadmiko saat ditemui di Cipaku, Kamis (6/12) malam.

Ia mengatakan, kerusakan rumah warga didominasi pada bagian atap yang diterbangkan puting beliung. Beberapa warga yang rumahnya rusak ringan diungsikan sementara di masjid-masjid terdekat. Total ada sekitar empat masjid yang kini ditempati warga seperti di Kelurahan Cipaku, Batu Tulis dan Lawang Gintung.

“Kami juga sudah mendirikan posko dengan tenda bantuan Polresta Bogor untuk memudahkan mobilisasi bantuan dan informasi warga,” katanya.

Puting beliung melanda wilayah Bogor Selatan Kota Bogor sekitar pukul 15.30 WIB atau tak lama usai waktu sholat Ashar tiba. BMKG Stasiun Klimatologi mencatat kecepatan angin mencapai 30 knot (50 kilometer per jam).

Angin menyapu pemukiman warga selama kurang beberapa menit, mengangkat atap rumah dan menerbangkan benda-benda yang ada di sekitarnya. Hujan yang disertai petir tersebut membuat warga panik, ketakutan dan mengira akan terjadi kiamat.

“Saya sedang ada di lantai atas rumah, tiba-tiba bunyi ‘gluduk’, atap rumah langsung beterbangan, saya lari ke luar rumah dengan anak-anak,” kata Ika Solihat (31) warga Jl Saleh Danasasmita Cipaku.

Hingga berita ini diturunkan, kondisi rumah warga di Jl Saleh Danasasmita Cipaku masih gelap gulita karena aliran listrik belum pulih setelah angin kencang.

Suasana porak-poranda menggambarkan situasi di Jl Saleh Danasasmita yang berlokasi tidak jauh dari Stasiun Batu Tulis.

Sementara itu beberapa warga masih bertahan di luar rumah, ada juga yang memilih mengungsi di rumah saudara terdekatnya.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Teuku Wildan