Jakarta, aktual.com – Jakarta kembali menunjukkan wajahnya sebagai kota pusat akulturasi budaya dengan menggelar kegiatan tahunan bertajuk BERKAIN: BERKumpul dan bermAIN di kawasan Kota Tua. Acara ini bukan sekadar perayaan ulang tahun Jakarta, tetapi juga upaya melestarikan kekayaan budaya Nusantara, membangkitkan permainan tradisional, dan mendorong penggunaan transportasi publik oleh warga ibu kota dan wisatawan.
Sejak masa Batavia, Jakarta telah menjadi tempat bertemunya berbagai budaya dan bangsa. Jejak sejarah tersebut masih terasa kuat di kawasan Kota Tua, yang dipenuhi bangunan-bangunan kolonial berarsitektur klasik. Banyak dari bangunan ini kini kosong atau terbengkalai, dan demi menghidupkan kembali kawasan tersebut, pelestarian berbasis budaya dan pengembangan ekonomi kreatif menjadi kunci utama. Kegiatan seperti BERKAIN hadir menjawab kebutuhan tersebut.
Diinisiasi oleh IndonesiaTIC bersama Yayasan Kotatua Jakarta dan berbagai pemangku kepentingan, BERKAIN 2025 berhasil mengajak ribuan peserta untuk berpakaian kain Nusantara dan terlibat dalam berbagai aktivitas budaya. Selain menjadi simbol pelestarian wastra Nusantara, penggunaan kain juga diharapkan menjadi bagian dari gaya hidup sehari-hari.
Kegiatan dimulai dengan Langkah Bersama Berkain Nusantara (LBBN), dipandu oleh Ikatan Langkah Dansa Indonesia (ILDI), diiringi alunan lagu-lagu daerah versi modern oleh musisi lokal Kota Tua. Kemeriahan berlanjut dengan permainan tradisional seperti engrang, congklak, dan layang-layang yang difasilitasi oleh Komite Permainan dan Olahraga Tradisional Indonesia (KPOTI). Ada pula berbagai workshop kreatif seperti membatik, menyulam, dan membuat keramik.
Peserta juga diajak menjelajahi kawasan Kota Tua dengan berbagai pilihan moda ramah lingkungan: berjalan kaki, naik sepeda ontel, atau menggunakan mobil listrik. Kegiatan Cat Hunt Game turut memeriahkan acara dengan memperkenalkan titik-titik wisata tersembunyi yang jarang dikunjungi di sekitar kawasan.
Salah satu momen ikonik adalah kehadiran Badan Penghubung Provinsi dari anggota FORKAPPSI (Forum Komunikasi Penghubung Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia) yang turut meramaikan kegiatan dengan mengenakan pakaian adat masing-masing. Mereka memulai perjalanan dari TMII dengan LRT, menyambung ke berbagai moda transportasi umum hingga ke Kota Tua, menandai semangat kolaborasi antar daerah dan promosi budaya lewat transportasi publik.
Tak hanya sebagai acara seremonial, BERKAIN juga diisi dengan tiga sesi gelar wicara menarik hasil kolaborasi dengan Forum Diskusi Transportasi Jakarta (FDTJ), yang berlangsung di Museum Bank Indonesia. Tema diskusi menekankan pentingnya integrasi budaya, pariwisata, dan mobilitas berkelanjutan dalam mewujudkan kota yang inklusif dan ramah pengunjung.
Etty Tejalaksana, dari IndonesiaTIC dan Yayasan Kotatua Jakarta, menyampaikan bahwa BERKAIN telah dicatat sebagai agenda tahunan oleh Kementerian Pariwisata sejak April 2025. Ia berharap Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Jakarta juga dapat mengagendakannya secara resmi.
“Saya percaya suatu hari nanti BERKAIN akan menjadi tujuan wisata budaya bagi warga dunia. Jakarta punya semua modal untuk menjadi kota global melalui kekayaan budayanya,” ujar Etty.
BERKAIN 2025 menjadi bukti bahwa pelestarian budaya bisa dikemas menyenangkan, membangun kebersamaan, dan mendukung perekonomian lokal. Kota Tua Jakarta pun kembali hidup—tak hanya sebagai saksi sejarah, tetapi juga panggung budaya masa kini dan masa depan.
Artikel ini ditulis oleh:
Tino Oktaviano