Jakarta, Aktual.com — Bersumber dari Kitab Kifayatul Atqiya’ wa Minhajul Ashfiya’ menceritakan, tentang pria buta yang biasa berjalan menuju Masjid tanpa dipandu tongkat layaknya penyandang Tunanetra pada umumnya.

Jatuh cinta tuna netra itu terhadap salat jamaah sudah meruntuhkan rasa khawatir akan celaka akibat sikap pasrah dan tawakalnya

Namun demikian, beberapa waktu kemudian musibah tak bisa ditolak. Suatu hari laki-laki buta itu terjatuh di jalan hingga kepalanya terluka. Perjalanan menuju Masjid terpaksa ditunda. Dia harus dibawa kembali ke rumah untuk beristirahat.

Ibarat pepatah “Sudah jatuh tertimpa tangga”, di rumahnya, pria buta yang barusan mengalami kecelakaan itu justru dimarahi oleh istrinya.

“Beginilah akibatnya. Padahal, salat jemaah itu tidak wajib!,” cetus istrinya.

“Meski telah mengambil cahaya bola mataku, tapi Allah SWT tetap memelihara cahaya hatiku. Aku sanggup tidak pernah absen dari salat jamaah,” tegas pria buta itu menimpali perkataan istrinya.

Malam hari, tidur si pria buta terasa istimewa. Rasulullah SAW menjumpainya dalam mimpi. “Mengapa Engkau bertengkar dengan istrimu?,” tanya Nabi sambil tersenyum.

“Karena mengikuti sunahmu, ya Baginda Rasulullah SAW.”

Rasulullah SAW lantas mengusapkan tangannya di atas mata laki-laki buta tersebut. Sekejab, penglihatan si buta pulih seperti sediakala.

Keberkahan tangan mulia Nabi Muhammad SAW dan sunahnya memancarkan keajaiban bagi cahaya matanya yang tertutup begitu lama.

Artikel ini ditulis oleh: