Jakarta, Aktual.com — Pengamat politik Universitas Paramadina Hendri Satrio merasa kasihan dengan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro. Dalam pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016 yang menentukan kerja pemerintahan Joko Widodo – Jusuf Kalla di tahun kedua, nama Bambang begitu sentral.

Bambang harus mencari anggaran sekaligus mengkoordinasikan kerja-kerja kementerian di Kabinet Kerja. Mencari sumber-sumber pendapatan negara ini, menurutnya sangat sulit. Akan tetapi begitu sudah mendapatkan anggaran, ternyata oleh menteri-menteri Jokowi tidak digunakan secara maksimal.

“Ini Menteri (Bambang) agak kasian, saya enggak belain dia ya. Karena keberhasilan dia itu tergantung menteri lain. Misalnya gini, Bambang sudah jungkir balik tuh nyari uang. Kemudian sudah dapet nih uangnya, tapi ngga dipakai menteri-menteri lain,” terang Hendri kepada Aktual.com, Kamis (29/10).

Ia merujuk penyerapan anggaran yang sudah dialokasikan pada APBN-P 2015 lalu. Nyatanya, hingga setahun pertama pemerintahan Jokowi, banyak kementerian yang penyerapannya sangat rendah. Rendahnya penyerapan ini membuat publik semakin kritis terhadap kerja-kerja pemerintah.

“Kalau alokasi anggaran ngga dipakai, dia (Bambang) juga yang diomelin,” jelasnya.

Hendri lantas menyinggung RAPBN 2016 yang seharusnya mengedepankan program-program kerja yang sejalan dengan poin-poin Nawacita. Akan tetapi, ada beberapa kementerian justru dengan ‘latah’ mengajukan program kerja yang jauh dari visi-misi Presiden Jokowi.

Misalnya Menteri BUMN yang dipimpin Rini Soemarno. Pada RAPBN 2016 yang rencananya akan ditentukan pada Jumat (30/10) besok, Rini mengajukan program yang disebutnya tidak bersentuhan dengan kepentingan rakyat. Padahal soal Penanaman Modal Negara di tahun 2015 lalu belum ada kejelasan pertanggungjawabannya.

“Sebenarnya ini raportnya tidak baik. Beberapa program (BUMN) yang seharusnya dipertanggungjawabkan,” demikian Hendri.

Artikel ini ditulis oleh: