Menteri ESDM Sudirman Said mengumumkan harga baru bahan bakar premium dan solar di Jakarta, Rabu (23/12). Pemerintah menurunkan harga bahan bakar jenis premium sebesar Rp 150 per liter, yaitu dari Rp 7.300 per liter menjadi Rp 7.150 per liter, sedangkan solar menjadi Rp 5.950 per liter berlaku mulai 5 Januari 2016. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/aww/15.

Jakarta, Aktual.com — Pengamat politik Hendri Satrio menilai Menteri ESDM Sudirman Said layak dievaluasi karena kerap membuat posisi Presiden Jokowi dalam bahaya.

“Sudirman Said sudah dua kali membuat presiden dalam posisi yang berbahaya, ini berhubungan dengan surat 3 Desember terkait Freeport. Tetapi pak Jokowi belum mengklarifikasi surat itu, sudah dibaca atau belum,” ucap Hendri dalam diskusi di Cikini, Jakarta, Minggu (10/1).

Dia menambahkan, presiden terancam bahaya karena akan dinilai lalai dalam menjalankan tugas dengan tidak memperhatikan masalah sebesar kasus perpanjangan kontrak Freeport.

“Kalau dibaca, artinya ini berbahaya, karena Jokowi mengetahui itu dan mendiamkan itu,” ucapnya.

Soal pungutan dana ketahanan energi (DKE) yang rencananya dibebankan kepada rakyat beruntung batal diberlakukan, karena hal itu murni bertentangan dengan Nawacita dan Trisakti.

“Wacana kutipan dua ratus rupiah untuk ketahanan energi, ini menurut saya tidak semudah itu untuk mengambil kutipan, sedangkan APBN-nya tidak ada. Itu kan bisa jadi korupsi gila-gilaan,”

“Kalau sampai presiden tanda tangan, bisa jadi di-impeach itu, gila, dan lagi-lagi ini tidak sesuai dengan nawacita,” pungkasnya.

 

Laporan: Refly

Artikel ini ditulis oleh: