Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli (kiri) dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (kanan) berjalan bersama saat akan menggelar jumpa pers seusai rapat koordinasi penanganan reklamasi Pantai Utara Jakarta di Gedung Kemenko Maritim, Jakarta, Kamis (30/6). Rapat koordinasi memutuskan untuk membatalkan proyek reklamasi Pulau G di Teluk Jakarta lantaran dinilai melanggar ketentuan karena membahayakan lingkungan hidup, lalu lintas laut, dan proyek vital. ANTARA FOTO/Teresia May/kye/16

Jakarta, Aktual.com – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Sumberdaya Rizal Ramli mensinyalir banyak permainan dalam usaha migas. Dirinya pun berencana akan mengevaluasi seluruh konsesi migas yang ada di wilayah Natuna.

Dia menegaskan akan mencabut izin konsesi yang bermasalah dan selanjutnya akan diberikan kepada kontraktor yang teruji dan kredibel dalam pengembangan migas.

“Wilayah Natuna sangat kaya dengan oil and gas, tapi banyak yang mandeg karena harga minyak sedang turun. kita akan lakukan evaluasi, konsesi mana yang kira-kira mandeg sementara karena harga minyak turun, dan mana yang mandeg sejak dari dulu hanya punya konsensi nggak digarap-garap, kami akan cabut izinnya dan buka tender kepada pemain-pemain baru,” kata Rizal di Jakarta, Rabu (13/7).

Kemudian dia mendorong pembangunan indsutri pendukung migas di Natuna dalam upaya percepatan pengembangan wilayah yang rentan konflik itu.

“Kita dorong pembangunan indsutri pendukung migas, karena jika mereka bikin fasilitas di Singpura sudah terlalu mahal, kemudian akan ada pembangunan mulai dari listrik, internet dan lain-lain untuk mendukung pengembangan Natuna,” tandas Rizal.

Sebelumnya percepatan pengembangan Migas Natuna atas permintaan Presiden Joko Widodo dalam rapat kabinet. “Ini kita dorong agar proses produksi bisa segera dilakukan,” ujar Jokowi saat membuka rapat kabinet terbatas tentang Pengembangan Potensi Ekonomi Kepulauan Natuna. (Dadangsah)

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Dadangsah Dapunta
Editor: Eka