Jakarta, Aktual.com — Direktur Utama PT Pelindo II RJ Lino menganggap pengadaan 10 unit mobil crane adalah proyek kecil lantaran hanya mengeluarkan biaya senilai 45 miliar. Menurutnya, dengan nominal tersebut tidak mesti berkordinasi dengan BUMN selaku Kementrian yang membawahi perusahaan pelat merah itu.

“Itu barang kecil jumlahnya cuma berapa, saya ngerjain triliunan project. Itu project kecil sekali,” kata RJ Lino usai menjalani pemeriksaan di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Senin (30/11).

Dia mengatakan, bahwa perusahaannya dalam setahun mampu mengerjakan proyek yang nominalnya mencapai triliunan. Sehingga lanjut Lino, pengadaan mobil crane adalah proyek biasa dan tak perlu meminta izin kepada pihak BUMN.

“Setahun 5-4 triliun saya kerjakan. Ini kerjaannya cuma 45 miliar kok, itu proyek sangat biasa,” ujarnya.

Bahkan, kata dia, dalam proses kebijakan pengadaan barang adalah kewenangan dari internal Pelindo. Menurutnya, hal tersebut tidak ada kaitannya dengan Kementrian yang dipimpin Rini Soemarno tersebut.

“Tidak perlu kordinasi dengan BUMN, itu kewenangan kita (Pelindo) untuk memutuskan. Itu tidak ada kaitan dengan BUMN sama sekali,” tandasnya.

RJ Lino menjalani pemeriksaan untuk ketiga kalinya dalam kasus yang sudah menjerat anak buahnya, Ferialdy Nurlan, Direktur Teknik Pelindo II sebagai tersangka.

Ia pertama kali diperiksa penyidik Bareskrim dalam perkara dugaan korupsi pengadaan 10 mobil crane pada 9 November 2015. Kemudian yang kedua 18 November 2015.

Sekedar informasi, pengadaan 10 unit mobile crane pada tahun 2012 dengan nilai berkisar Rp 45 miliar untuk keperluan operasional di pelabuhan cabang Pelindo dinilai janggal. Penyidik Dit Tipideksus menemukan proses pengadaan mobile crane diduga menyalahi prosedur karena penunjukan langsung pemenang tender.

Pelindo juga diduga tidak menggunakan analisa kebutuhan barang hingga mengakibatkan 10 mobile crane yang diterima sejak 2013 mangkrak di Pelabuhan Tanjung Priok. Selain memintai keterangan, penyidik juga mendatangi 8 pelabuhan yang seharusnya menerima mobile crane tersebut.

Hasilnya, penyidik menilai pengadaan mobile crane melibatkan Guangshi Narasi Century Equipment Co.Ltd dengan menggunakan anggaran Pelindo II tahun 2012 itu sebenarnya tidak mendesak.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby