Bandung, Aktual.com – Kementerian Perdagangan bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif kembali menyelenggarakan Seminar dan Kurasi Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW). Seminar dan kurasi kali ini digelar dalam ‘Road to JMFW 2024 Seri 2: Bandung’ yang mengambil tema “Trend Forecasting for Modest Fashion 2023/2024”. Kegiatan ini bertujuan menyosialisasikan JMFW 2024 serta menjaring dan mengkurasi calon pesertanya. Seminar dan Kurasi Seri 2: Bandung yang juga didukung oleh Wardah Beauty ini diselenggarakan pada Kamis (13/4) di Bandung, Jawa Barat.

“JMFW dibentuk sebagai wadah kolaborasi seluruh ekosistem fesyen muslim Indonesia untuk mempromosikan dan menjadikan Indonesia sebagai pusat fesyen muslim dunia tahun 2024,” kata Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif Kemendag Miftah Farid di sela kegiatan Road to JMFW 2024 Seri 2: Bandung.

Miftah menjelaskan, Seminar dan Kurasi Seri 2: Bandung dihadiri 60 orang peserta dari kalangan desainer, jenama fesyen muslim, serta aksesori. Jenis produk yang dikurasi terdiri atas produk fesyen muslim, aksesori, dan sepatu. “Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat terpilih jenama unggulan yang akan tampil di JMFW 2024. Para jenama unggulan pun nantinya kami harap dapat menjadi lokomotif perdagangan jenama fesyen muslim Indonesia di forum internasional,” tutur Miftah.

Memasuki tahun kedua, lanjut Miftah, JMFW 2024 akan dilaksanakan pada 19-21 Oktober 2023. Kini, JMFW telah memasuki fase networking. Artinya, JMFW ditujukan untuk terus memperkuat konektivitas antara subekosistem pengembangan fesyen muslim di dalam negeri maupun di luar negeri. “Dalam satu tahun ini, kami harap masing-masing subsistem dapat menjalankan perannya dan saling berkolaborasi mengembangkan fesyen muslim,” imbuh Miftah.

Pada awal tahun ini, Kemendag telah mengantarkan peserta JMFW 2023 untuk tampil di ajang fesyen skala global. Para peserta JMFW 2023 ikut dalam New York Fashion Week pada Februari 2023 dan L’Adresse Trade Showroom Paris Fashion Week pada Maret 2023.

Direktur Kuliner, Kriya, Desain dan Fesyen Kemenparekraf, Yuke Sri Rahayu, turut menyampaikan dukungannya untuk menjadikan Indonesia sebagai kiblat fesyen muslim dunia. Menurutnya, posisi Indonesia pada perkembangan fesyen muslim dunia memegang peranan cukup signifikan.

“Indonesia memiliki pasar busana muslim terbesar dengan demografi perempuan yang tinggi. Hal itu menjadikan Indonesia memiliki potensi kekayaan budaya lokal, kreativitas, dan kepedulian terhadap lingkungan yang dimiliki oleh pelaku ekonomi kreatif Indonesia. Melalui potensi tersebut, industri fesyen muslim Indonesia kita harap mampu menghadapi tantangan dari negara kompetitor lainnya, seperti Turki dan Malaysia, sebagai pusat fesyen muslim dunia,” ujar Yuke saat membuka seminar.

Lebih lanjut Yuke menjelaskan, dengan mengangkat tema trend forecasting (memprediksikan tren fesyen), Road to JMFW 2024 Sesi 2: Bandung yang ia harap dapat menambah dan memperkaya wawasan para peserta dalam meramalkan tren fesyen muslim di tahun 2023/2024. “Tujuannya, agar Indonesia mampu menyusun koleksi fesyen yang berdaya saing dan sesuai dengan selera pasar sehingga mampu masuk dan diterima di pasar negara yang dituju,” urainya.

Dalam sesi seminar Road to JMFW 2024 Sesi 2: Bandung, hadir narasumber yaitu dosen dan peneliti Indonesia Trend and Color Studies, Tyar Ratuannisa, pendiri Indonesia Hijabfest, Sheena Krisnawati dan Brand Building Wardah Decorative, Kimiko Hikari Zuhria. Para narasumber berbagi pengetahuan tentang tren warna, tren pasar internasional untuk fesyen muslim 2023/2024, tren gaya, serta tren warna untuk kosmetik. Materi tentang tren pemilihan warna memegang peran penting dalam trend forecasting di dunia fesyen, khususnya untuk fesyen muslim karena terkait dengan informasi selera pasar dan pola konsumsi.

Tyar Ratuannissa menuturkan, sejak 2012, Indonesia Trend and Color Studies secara aktif membuat pemetaan warna khas batik, konversi digital aset warna, pemetaan warna lukisan cadas purba Indonesia, eksplorasi dan pemetaan pewarnaan alami material tekstil, gerabah, pengelolaan limbah batik, serta inovasi lainnya.

“Tren merupakan arah kecenderungan yang dapat dikendalikan sekaligus mengendalikan berbagai sektor kehidupan. Seperti halnya pandemi yang menjadi salah satu pengendali perubahan tren di tahun 2023─2024, masyarakat pun semakin aktif menunjukan identitas dan eksistensi di dunia maya. Di saat yang bersamaan, masyarakat juga makin dekat dengan alam dan menyadari pentingnya keberlanjutan. Berangkat dari fenomena tersebut, kami menyusun trend forecasting warna tekstil Indonesia 2023/2024 sebagai identitas ragam warna yang tanggap terhadap fenomena terkini dan tren warna global namun tetap mempertahankan kekayaan nilai-nilai lokal,” jelas Tyar.

Pada kesempatan yang sama, Brand Building Wardah Decorative, Kimiko Hikari Zuhria menyampaikan, Wardah Beauty sebagai salah satu perusahaan kosmetik di Indonesia secara konsisten telah mendukung perkembangan fesyen di Indonesia, khususnya fesyen muslim dan modest. Ke depannya, Wardah Beauty akan terus berkomitmen mendukung fesyen Indonesia mengingat kosmetik dan fesyen memiliki target dan segmen konsumen yang sama.

“Terkait dengan trend color 2023/2024, Wardah Beauty telah menentukan tren warna kosmetik berdasarkan warna kulit dan usia. Tren tersebut antara lain korean pink, winged brown liner, dewy natural, dan soft glam. Beberapa tren warna seperti dewy natural dirancang menggunakan warna-warna lembut agar terlihat alami (natural make up). Tujuannya adalah untuk menonjolkan desain dan warna pakain yang digunakan,” jelas Kimiko.

JMFW 2023 sukses terselenggara pada 20–22 Oktober 2022 bersamaan dengan pameran dagang Trade Expo Indonesia ke-37 tahun 2022. JMFW 2023 menampilkan lebih dari 1.000 produk fesyen muslim karya 144 desainer Indonesia di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tangerang, Banten. Pergelaran ini pun mencatat transaksi sebesar USD 13,2 juta atau sekitar Rp 206,6 miliar.

Pada acara puncak JMFW 2023, dari seluruh pelaku usaha yang tampil, sebanyak 41 di antaranya berasal dari berbagai daerah di Indonesia yang mengikuti tahapan kurasi (seleksi) dan inkubasi dengan mentor berpengalaman yang difasilitasi Kemendag.

Masih dalam rangkaian Road to JMFW 2024, sebelumnya Kemendag, Kemenparekraf, dan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) juga telah menyelenggarakan seminar dan kurasi bertemakan “Wirausaha Baru Tercipta, Perajin Berjaya” di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (30/3).

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Tino Oktaviano