Pasangan Ahok dan Djarot resmi mendaftar ke KPU DKI Jakarta dengan diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Golkar, Nasdem dan Hanura. Aktual/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Tokoh Rumah Amanat Rakyat, Ferdinand Hutahaean, mengingatkan dua koalisi yang mengadakan pertemuan secara maraton tetap fokus pada komitmen awal. Mencari pasangan calon yang mampu mengalahkan pasangan petahana, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) – Djarot Saiful Hidayat.

Koalisi Cikeas yang terdiri dari Demokrat, PPP, PKB dan PAN memutuskan mengusung pasangan cagub Agus Harimurti Yudhoyono dan cawagub Sylviana Murni, sementara Koalisi Kertanegara yang terdiri dari Gerindra dan PKS tinggal mengumumkan pendamping cagub Sandiaga Uno.

“Keputusan yang sudah diputuskan oleh partai diatas (Cikeas-Kertanegara) tidak perlu diperdebatkan atau dijadikan polemik. Jangan sampai pemenangan lawan Ahok menjadi tidak fokus karena berpolemik tentang pencalonan yang sudah putus,” tegasnya kepada Aktual.com, Jumat (23/9).

Disampaikan, fokus pemenangan pada Pilkada DKI 2017 adalah merebut Jakarta dari tangan asing, dari para penghianat Republik dan dari tangan para kaum dzolim. Karenanya isu lain diluar isu tersebut hendaknya dikesampingkan atau tidak dijadikan polemik.

“Keputusan tentu tidak bisa memenuhi ekspektasi atau keinginan semua pihak, namun keputusan tersebut harus kita terima sebagai keputusan yang harus dimenangkan. Rumah Amanah Rakyat menyerukan kepada seluruh masyarakat Jakarta agar bersatu padu mendukung pemenangan siapapun lawan Ahok,” kata Ferdinand.

Rumah Amanah Rakyat, tambah dia, sejak awal menekankan pentingnya mengalahkan Ahok sang petahana yang tidak Pancasilais. Dengan begitu Jakarta ke depan bebas dari penindasan, bebas dari kedzoliman dan bebas dari pemimpin yang tidak Pancasilais, tidak Jujur dan tidak beradab.

“Rumah Amanah Rakyat menyerukan tidak perlu mempolemikkan antara head to head atau 3 pasangan calon. Hentikan semua perdebatan tentang keputusan yang sudah diputuskan bersama, mari fokus diskusikan strategi dan langkah taktis pemenangan dua pasang lawan Ahok,” jelas Ferdinan.

“Tujuannya agar Ahok tumbang diputaran pertama dan tidak ikut dalam putaran kedua. Ini yang harus didiskusikan supaya pada putaran ke 2 yang kontestasi keduanya adalah putra putra terbaik pribumi bangsa. Pilkada hampir dipastikan 2 putaran, maka itu Mari Bung Rebut Jakarta,” pungkasnya.

Soemitro

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arbie Marwan