Analis Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada di Jakarta, Senin (2/7) mengatakan masih terpuruknya rupiah di pembukaan awal pekan ini karena pelaku pasar masih melihat perkembangan global dan dalam negeri.
“Pelaku pasar masih mencermati perkembangan dari potensi terjadinya perang dagang antara AS dan Tiongkok sehingga permintaan akan mata uang ‘safe haven’ masih lebih besar,” kata .
Reza juga menuturkan, pelaku pasar masih menantikan sentimen dari dalam negeri terutama rilis data-data ekonomi di awal bulan.
Dari dalam negeri sendiri memang belum ada sentimen terbarukan selain dari kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia yang memang ditunggu pelaku pasar.
Adanya pernyataan Menko Perekonomian, Darmin Nasution, bahwa kenaikan tersebut mengikuti perkembangan global yang ada dan antisipasi terjadinya “capital outflow” cukup direspon positif.
“Di sisi lain, pergerakan Euro yang menguat setelah adanya kesepakatan terkait imigran turut diharapkan berimbas positif pada pergerakan Rupiah,” ujar Reza.
Sebelumnya, meski laju suku bunga acuan telah dinaikan sebesar 50 basis poin atau sesuai dengan keinginan pasar untuk meredam pelemahan Rupiah lebih dalam, namun tidak banyak berimbas pada pergerakan Rupiah yang hanya naik tipis.
Oleh: Arbie Marwan