Ilustrasi Bisnis Gas

Jakarta, Aktual.com – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 14 November 2023 lalu telah melakukan perombakan jajaran Komisaris Utama, Komisaris Independen, serta dua anggota Direksinya.

Dalam perombakan tersebut, Amin Sunaryadi telah terpilih sebagai Komisaris Utama PGAS menggantikan Achandra Tahar, sementara Aufa Fuad yang merupakan anggota tim staf khusus milenial Kepresidenan diangkat sebagai Komisaris Independen menggantikan Paiman Raharjo.

Jajaran Direksi PGAS juga mengalami perubahan dengan Harry Budi Sidharta menggantikan Achmad Muchtasyar sebagai Direktur Infrastruktur dan Teknologi. Ratih Esti Prihatini menggantikan Faris Azis sebagai Direktur Sales dan Operasi. Sementara itu, Rosa Permata Sari dari Pertagas diangkat sebagai Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis menggantikan Harry Budi Sidharta.

Perubahan ini diharapkan akan membawa angin segar dan perbaikan dalam pengelolaan PT PGN Tbk. Banyak kalangan optimis bahwa kehadiran Amin Sunaryadi dan Arief Handoko adalah pasangan Komut dan Dirut ideal serta berpengalaman sebagai auditor, akan membantu penyelesaian berbagai permasalahan yang dihadapi perusahaan.

Dari segi pertumbuhan bisnis, PT PGN Tbk menghadapi tantangan dalam upaya melakukan mitigasi kerugian atas klaim Gunvor terkait kontrak LNG yang berpotensi merugikan PGN antara USD118 juta hingga USD337 juta mulai 2024 hingga akhir 2027.

Selain PGN kehilangan kendali atas portofolio LNG Pertamina Holding yang telah disepakati dalam HoA, PGN juga telah keliru dalam menyepakati harga jual LNG portofolio Pertamina dari Woodside ke Gunvor lebih murah dari harga pokok pembelian Pertamina.

Tim manajemen baru yang kredibel ini diharapkan akan mampu menemukan solusi terbaik untuk masalah ini, baik melalui opsi gugatan arbitrase atau melakukan kerjasama dengan pihak lain untuk mengambil kargo LNG.

Karena cukup mengerikan kerugian yang dialami PGN Group selama ini, di antaranya kerugian dari FSRU Lampung sebesar USD131,27 juta, kerugian pemberian uang muka kepada PT Inti Alasindo Energi (PT Isar Gas Group) senilai USD150 juta, hingga kerugian PT Saka Energi USD347 juta akibat akuisisi tiga wilayah kerja yang tidak sesuai proses bisnis.

Belum lagi, kerugian akibat pembangunan terminal LNG Lamogan Jawa Timur Rp383 milliar dan kerugian akibat Dirut Pertagas menyetujui BAST sebagai dasar tagihan atas tidak dikerjakan penggantian pipa minyak Rp6,98 miliar serta kerugian Rp1,197 miliar akibat Dirut PT PGAS Solution dan PT PDC tidak optimal dalam melakukan pengawasan atas pekerjaan penggantian pipa minyak Blok Rokan.

Perubahan dalam struktur pengelolaan dan pemilihan jajaran pendukung yang lebih profesional merupakan langkah penting untuk mengoptimalkan potensi PT PGN Tbk sebagai pilar bisnis energi nasional. Diharapkan, dengan perombakan ini, PT PGN Tbk akan mampu menghadapi tantangan yang ada dan meningkatkan kinerja perusahaan di masa mendatang.

Kinerja perusahaan yang lebih baik di masa mendatang tentu akan berdampak positif pada perekonomian Indonesia dan ikut memperkuat industri energi dalam negeri. Masyarakat di berbagai daerah akan merasakan manfaat dari perbaikan tata kelola PT PGN Tbk, baik dalam hal distribusi gas yang lebih merata, maupun pada peningkatan kualitas layanan yang disediakan oleh perusahaan.

PT PGN Tbk juga diharapkan berkomitmen untuk mengimplementasikan inovasi yang ramah lingkungan dan meningkatkan keberlanjutan operasional dalam jangka panjang. Hal ini mencerminkan visi perusahaan yang sejalan dengan upaya global menuju energi bersih dan ramah lingkungan untuk masa depan yang lebih hijau.

Dalam hal kolaborasi dengan mitra bisnis, PT PGN Tbk sebaiknya terus menjalin kemitraan strategis yang saling menguntungkan bersama entitas bisnis lain. Kemitraan ini akan membantu perusahaan memperoleh akses terhadap teknologi dan sumber daya baru yang akan dikembangkan untuk meningkatkan efisiensi operasional dan kualitas produk yang ditawarkan kepada konsumen.

Dalam bidang pengembangan sumber daya manusia, PT PGN Tbk juga harus berupaya untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi tenaga kerja dalam perusahaan. Melalui program pelatihan dan pengembangan secara menyeluruh, perusahaan berharap para karyawan dapat menghasilkan kontribusi yang optimal bagi pertumbuhan PT PGN Tbk di masa depan.

Sebagai bagian dari komitmen untuk menjadi perusahaan yang bertanggung jawab, PT PGN Tbk harus terus bekerja sama dengan pemerintah dalam menjalankan program CSR (Corporate Social Responsibility) dan upaya pengentasan kemiskinan. Perusahaan perlu terus memperluas jaringan distribusi gas dan dukungan kepada masyarakat serta meningkatkan kualitas lingkungan bagi generasi mendatang.

Kesimpulannya, perubahan dan pertumbuhan yang wajib dilakukan oleh PT PGN Tbk saat ini merupakan hasil dari komitmen yang kuat untuk menghadirkan perubahan yang lebih baik bagi semua pihak yang terlibat. Dengan keyakinan yang teguh, PT PGN Tbk akan terus bergerak maju, menghadapi tantangan, dan mencapai kesuksesan dalam upayanya mewujudkan Indonesia sebagai negara yang tangguh dan mandiri dalam bidang energi.

(Redaksi Aktual)

Artikel ini ditulis oleh:

Jalil