Petugas menata uang kertas di ruang penyimpanan uang "cash center" di kantor pusat, Bank Negara Indonesia, Jakarta, Kamis (29/12/2016). PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI telah menyiapkan uang tunai sebanyak Rp 11 triliun untuk kebutuhan Hari Natal dan Tahun Baru 2017. Dalam rangka memenuhi kebutuhan libur panjang tersebut, BNI juga telah mendistribusikan uang rupiah terbitan emisi 2016. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menyetujui pembagian dividen ke pemegang saham sebesar 35 persen dari laba bersih atau sekitar Rp3,96 triliun. Angka ini relatif tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya.

“Angka itu sudah ditetapkan sebagai dividen tunai yang dibagikan kepada para pemegang saham,” ungkap Direktur Utama BNI, Achmad Baiquni di Jakarta, Kamis (16/3).

Khusus dividen bagian pemerintah yang memegang kepemilikan saham 60 persen, kata dia, sebesar Rp2,38 triliun akan disetorkan ke rekening kas umum negara di Bank Indonesia.

“Nantinya direksi perseroam alan menetapkan jadwal dan tata cara pembagian dividen tahun buku 2016 sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” ungkap dia.

Sementara sisanya, kata dia, sebanyak 65 persen dari laba berish itu atau setara Rp7,37 triliun akan digunakan sebagai saldo laba ditahan.

Kendati dividennya cukup tinggi, kata Baiquni, posisi rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) masih aman di posisi 18,5 persen. Angka itu, kata dia, masih jauh di atas minimum yang dipersyaratkan regulator.

“CAR sblm dividen ada di posisi 19,5 persen. Setelah dibagi menjadi 18,5 triliun. Dan di tahun ini kita masih bisa ekspansi kredit jauh di atas laju industri,” jelas dia.

Pembagian dividen ini, kata dia, memang lebih tinggi dibanding 2015. Namun dirinya enggan menyebut angka yang tinggi itu karena adanya permintaan dari pemerintah karena APBN sedang membutuhkan dana.

“Banyak investor juga tanya ke kita (dividen yang tinggi). Ini karena memang kinerja kita yang sedang bagus. Dan ke depan kita akan genjot return on asset (RoA). Karena ada kelebihan maka kita bagikan,” papar dia.

RUPST juga menyetujui komposisi jajaran komisaris dan direksi baru. Nama Marwanto Harjowiryono diangkat jadi komisaris menggantikan Ki Agus Badaruddin serta menangkat Ahmad Fikri Assegaf sebagai komisaris independen.

Untuk jajaran direksi, nama Herry Sidharta yang sebelumnya sebagai Direktur diangkat menjadi Wakil Dirut menggantikan Suprajarto yang kemarin didapuk sebagai Dirut PT BRI (Persero) Tbk. Serta mengangkat Catur Budi Hadi sebagai direktur. Selebihnya komposisi komisaris dan direksi tak berubah.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh: