Dua orang terlihat di lantai Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (31/7/2015). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari terakhir pekan ini ditutup berhasil tembus 4.800 didukung ramainya transaksi. IHSG melesat 90,04 poin atau 1,91% ke level 4.802,53. AKTUAL/TINO OKTAVIANO 

Jakarta, Aktual.com — Saham Asia tidak bergerak di awal perdagangan Selasa ini menunjukkan kehati-hatian para investor, investor enggan untuk membuat langkah besar di tengah ketidak stabilan minyak mentah dan menghadapi kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve akhir pekan ini.

Selain itu, pasar juga waspada pada Bank Rakyat China (PBOC) mengenai stabilitas mata uangnya.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,1 persen MIAPJ0000PUS, sedangkan indeks saham Nikkei Jepang tergelincir N225 sekitar 0,3 persen.

Di Wall Street, indeks utama menutupi penurunan awal dan ditandai keuntungan, karena harga minyak sedikit pulih. S & P 500 e-mini futures ESc1 naik 0,4 persen di perdagangan Asia.

AS CLc1 mentah turun 0,2 persen pada USD36,24 setelah jatuh USD34,53 pada hari Senin sebelum mengakhiri hampir 2 persen lebih tinggi. Brent LCOc1 mentah turun USD36,33 per barel, terlemah sejak Desember 2008.

Selain arah harga minyak, pengaruh kebijakan moneter Fed lebih besar dalam kesadaran kolektif pasar.

“Kebanyakan investor biasanya akan terlihat untuk membeli mata uang menjelang kenaikan suku bunga tetapi dalam kasus Fed, keputusan mereka baik-telegram bisa berarti kerugian lebih untuk greenback,” kata direktur strategi FX untuk BK Asset Management Kathy Lien.

Pada awal perdagangan Asia, dolar stabil terhadap mata uang abasket di 97,668 USD DXY. Namun Terhadap Jepang, dolar naik tipis ke 121,10 ¥ JPY, sementara euro sedikit turun di $ 1,0990 EUR.

Harga emas spot berada di bawah tekanan setelah tergelincir 1 persen pada hari Senin, dengan logam berpindah tangan pada USD1,062.20 per ounce XAU. Dalam hal ini Investor telah memotong posisi emas dalam mengantisipasi kenaikan tarif Fed.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Dadangsah Dapunta
Editor: Eka