Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli memberikan klarifikasi terkait isu bebas visa untuk warga Israel, di Jakarta, Selasa (22/12). Rizal mengatakan bebas visa bagi warga Israel tidak masuk dalam daftar, dan Pemerintah sepakat untuk mencoret Israel dari 84 negara yang bebas visa. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/ama/15

Jakarta, Aktual.com — Penawaran divestasi saham sebanyak 10,64 persen yang diajukan manajemen PT Freeport Indonesia pada angka US$1,7 miliar, dinilai terlalu tinggi.

Penilaian itu disampaikan Menteri Koordinator bidang Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli di Jakarta, Jumat (15/1) malam. Padahal, lanjut Menko Rizal, harga saham Freeport beberapa tahun lalun hanya senilai 60 dollar Amerika Serikat per lembar saham.

Kemudian, saham itu pun turun menjadi 30 dollar AS. Dan saham Freeport pun terus jeblok menjadi 15 dollar karena salah investasi di Teluk Meksiko.

“Sekarang, karena dia tidak mampu menyelesaikan masalah dengan pemerintah Indonesia akhirnya harga saham Freeport di bawah 6 dollar AS. Jadi untuk apa beli saham anak perushaannya dengan harga super mahal. Hati-hati harganya sekarang itu super mahal,” ujar Rizal.

Pemerintah, diingatkan Rizal, untuk berhati-hati dalam membeli saham Freeport. Pasalnya, harga perusahaan induk Freeport saat ini sudah jatuh.

“Sama sekali tidak menarik (harga 1,7 miliar dolar AS),” ujar Rizal

PT Freeport Indonesia telah menawarkan saham ke pemerintah Indonesia. Untuk diketahui, penawaran tersebut dilakukan perasahaan asal Amerika Serikat itu sehari sebelum batas waktu penawaran habis, yang jatuh hari Kamis (14/1). Saham yang ditawarkan sebesar 10,64 persen dengan nilai 1,7 miliar dolar AS.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu