Ribuan buruh melakukan long march menuju Istana Merdeka ketika melakukan aksi unjuk rasa melintasi Kawasan Medan Merdeka, Jakarta, Selasa (1/9/2015). Aksi buruh dari berbagai elemen itu menuntut pemerintah mengeluarkan regulasi untuk melindungi buruh , perbaikan kesehatan serta jaminan Hari Tua.

Bandung, Aktual.com — Organisasi buruh harus bisa mencetak pekerja sesuai dengan kebutuhan zaman, kata Ketua Federasi Serikat Pekerja Logam, Elektronika dan Mesin (FSP-LEM) K-SPSI Muhammad Sidarta di Bandung, Jumat (16/10).

“Perubahan wadah ekonomi di tingkat negara Asean membutuhkan kualitas buruh yang lebih tangguh sehingga organisasi buruh harus bisa mencetak buruh sesuai dengan kebutuhan zaman,” kata Sidarta.

Menurut dia harapan buruh artinya juga harapan negara, karena bila buruh lokal tergusur, artinya beban ekonomi dan daya saing negara makin sulit. Sehingga penjajahan ekonomi akan makin berat dan terasa.

Pekerja sebagai bagian dari potensi bangsa, kata dia mempunyai posisi dan peran penting serta strategis. Buruh merupakan pekerja aktif yang berperan besar membangun ekonomi nasional. Selain itu sumber daya manusia yang menjadi tulang punggung dan motor penggerak peningkatan ekonomi negara dalam sektor Industrial.

“Kaum pekerja perlu bersepakat meneguhkan tekad untuk terus berikhtiar meningkatkan mutu, keahlian, pengetahuan, keterampilan, disiplin dan etos kerja, sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi,” katanya.

Dengan cara itu buruh Indonesia bisa berdaya saing tinggi terutama menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Organisasi serikat pekerja yang tangguh, kuat dan berwibawa serta memiliki kesetaraan dengan seluruh pemangku kepentingan ketenagakerjaan adalah jawabannya.

Dengan kredibilitas itu serikat pekerja diharapkan bisa memperjuangkan kepentingan pekerja khususnya dan warga masyarakat sebagai angkatan kerja pada umumnya.

Ia menyebutkan FSPLEM-SPSI adalah salah satu organisasi pekerja anggota Konfederasi SPSI (K-SPSI) bertanggungjawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan buruh dan meningkatkan kesejahteraan keluarganya.

“FSP-LEM KSPSI saat ini memiliki 80.000 anggota,” kata Sidarta.

Organisasi itu menggelar Musyawarah Daerah ke IV tahun 2015 di Lembang, Bandung Barat, 17-18 Oktober 2015 sebagai ajang perbaikan dan peningkatan kualitas dan profesionalisme organisasi pekerja. Kegiatan itu mengusung tema “Memperkuat Sinergi Hubungan Industrial Bersama Seluruh Stake Holder Perburuhan Untuk Memajukan Perusahaan Dan Mensejahterakan Pekerja”.

“Pada Musda itu akan memilih ketua dan pengurus Dewan Pimpinan Daerah Provinsi Jawa Barat FSPLEM-SPSI periode 2015-2020,” katanya menambahkan.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arbie Marwan