Jakarta, Aktual.com —Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat inggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur” (QS. Al Baqarah: 185)

Habib Umar bin Hafidz dalam ceramah yang tersebar di media sosial mengatakan “bahwa sesungguhnya yang diterima adalah puasanya orang yang bertaqwa, sesungguhnya yang diterima adalah sholatnya orang yang bertaqwa, sesungguhnya yang diterima adalah sedekahnya orang yang bertaqwa, sesungguhnya yang diterima adalah bacaan Al Quran orang yang bertaqwa, sesungguhnya yang diterima adalah amalnya orang yang bertaqwa”

selain itu habib Umar bin Hafidz juga menambahkan isi ceramahnya yakni: “Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah, wajib bagi kita untuk membangun asas seperti ini dalam diri kita dan orang-orang disekitar kita. Dan dengannya kita akan menyambut bulan yang mulia ini, bulan pemberian, bulan kebaikan, bulan keutamaaan, bulan pengampunan, bukan rahmat, bulan maghfirah, bulan pembebasan dari api neraka, bulan kemulian dari Tuhan dan anugerah yang dituangkan,”

لا تقولوا رمضان فإن رمضان اسم من أسماء الله تعالى ولكن قولوا شهر رمضان

“Jangan menyebut dengan ‘Ramadhan’ karena ia adalah salah satu nama Allah, namun sebutlah dengan ‘Bulan Ramadhan.’” (HR. Al Baihaqi 4/201)
Habib Umar bin Hafidz juga mengatakan: “Allah jadikan kami termasuk orang yang paling bahagia dengan bulan ramadan, dan dengan pemberian-Mu terhadap orang-orang yang baik,”.

“Wahai Dzat yang dermawan lagi pemberi Anugerah, maka hendaknya kita bersiap-siap sebelum datangnya ramadan. Yang kita bisa menyadari, bahwa hikmah kewajiban syariat di bulan ini agar tertanam asa taqwa dan hakikat taqwa (agar kalian bertaqwa)”.

Ayat ini adalah dalil bahwa Al Qur’an pertama kali diturunkan di bulan Ramadhan. Sebagaimana ayat lain:

إِنَّا أَنزلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ

“Sesungguhnya kami turunkan ia (Al Qur’an) di malam lailatul qadr” (QS. Al Qadr: 1)

Juga firman Allah Ta’ala:

إِنَّا أَنزلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ

“Sesungguhnya kami turunkan ia (Al Qur’an) di malam yang penuh keberkahan” (QS. Ad Dukhan: 3)

Habib Umar bin Hafids menguraikan isi ceramahnya “Maka barang siapa yang mengetahui hal ini, sebelum masuk bulan mulia ini. Bukalah pintu taqwa, dan bendunglah hal-hal yang mengeluarkan dari nilai ketakwaan. Dengan telinganya yang dengan dengan ia mendengar, atau mata yang dengannya ia melihat, atau muamalah yang dengannya ia bermuamalah. Dengan salah satu orangtuanya, atau salah satu kerabatnya, atau salah satu familinya, atau salah satu tetangganya salah satu temannya. Atau bermuamalah dengan orang yang ia bekerja di kantor dengannya, atau dengan orang yang dikasihaninya yang ia bekerja disana, dan selain hal itu dari pada hal-hal yang bermanfaar untuk kehidupannya. Dirikan sebab-sebab ketakwaan dan asas takwa dan sambut hal itu bulan ramadan ini”.

Sebagaimana firman Allah Ta’ala :

تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَى عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيراً

“Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqaan (Al Qur’an) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam” (QS. Al Furqaan: 1) ”

“Hal itu lebih baik bagimu, dan lebih dekat diterima di sisi Allah SWT. Ya Allah hidupkan hakikat takwa didalam hati kami, dan berkahi kami dengannya dan sebarkan kepada seluruh umat dan kembalikan kepada mereka hal-hal yang telah hilang dari hakikat ketakwaan,” sambung Habib Umar bin Hafids.

“Dan hal-hal yang telah hilang dari pondasi ketakwaan, dan hal-hal yang telah hilang dari kemuliaan ketakwaan, dan hal-hal yang telah hilang dari rahasia ketakwaan. dan hidupkan hal-hal yang telah mati dari hal tersebut didalam hati dan nurani,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid