Jakarta, Aktual.com – Organisasi sayap Partai Hanura, Laskar Hati Nurani menganggap pedangdut Sisca Dewi sama sekali tak pantas menjadi calon anggota legislatif (Caleg) dari partainya.

Pimpinan Laskar Hati Nurani, Ahmad Latupono menekankan pada rekam jejak Sisca yang buruk sebagai alasan utamanya. Ia pun menilai hal ini akan berdampak buruk terhadap Hanura.

“Pedangdut yang kini bermasalah hingga meja hijau itu memiliki rekam jejak yang kurang baik dan melekat dengan citra ‘pelakor’ (perebut lelaki orang), yang nantinya malah akan membuat buruk citra partai; kader polah, partai kena getah,” ungkap Ahmad di Jakarta, Selasa (20/11).

Sebelumnya, massa dari Laskar Hati Nurani telah menggeruduk kantor DPP Partai Hanura di Mentang, Jakarta Pusat, untuk menuntut pemecatan Sisca.

Menanggapi aksi tersebut, Berni Tamara selaku Ketua DPP Partai Hanura mengaku senang dengan kepedulian para kader seklaigus menyatakan partai telah memecat Sisca Dewi.

“Untuk diketahui, tuntutan teman-teman sudah ditindak lanjuti oleh Partai Hanura dengan SK Pemecatan Saudari Sisca Dewi sejak 30 Juli 2018.,” ujar Berni.

Selanjutnya Berni Tamara menyerahkan SK pemecatan Sisca Dewi kepada perwakilan masss.

Ahmad juga menyoroti permasalahan Sisca yang kini di sidangkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Dia menduga ulah Sisca adalah hukuman karma dari para ibu yang terzalimi. Di beberapa berita menyebutkan bahwa Sisca Dewi adalah seorang pelakor yang korbannya sudah banyak, mulai dari artis, politisi hingga pejabat negara. Modus yang dipakai Sisca Dewi adalah menakut-nakuti korban dengan menyebarkan foto dan video hasil rekayasa di media sosial.

Tumbal ayam cemani

Praktik klenik Sisca Dewi (39) dalam menghalalkan segala cara demi “memeras” korban dibeberkan oleh saksi Zulkifli, teman Sisca Dewi, tersangka kasus pemerasan, pencemaran nama baik, dan perbuatan tidak menyenangkan atas aduan BS, purnawirawan Polri.

Dalam dialog di ruang sidang beberapa waktu lalu, saksi Zulkifli membeberkan ritual yang acap dilakukan Sisca. Saat ditanya ritual apa dan untuk apa, Zulkifli menjawab, “Ada ritual potong ayam cemani. Ayam cemani itu harganya mahal sekali. Tujuannya supaya Bapak kembali lagi.”

Sisca dituding memeras korban (saksi pelapor) dengan permintaan mobil mewah (Alphard), rumah seharga Rp8 miliar, biaya operasi plastik di Singapura, dan berbagai permintaan lain. Sisca melakukan dengan menumbalkan ayam cemani tersebut untuk meluluhkan hati korban.

Kesaksian Zulkifli memperkuat dugaan bahwa Sisca Dewi dengan sengaja ingin memerangkap, menjebak, dan memeras korbannya. Menurut Zulkifli, Sisca beberapa kali ke Singapura untuk mempermak wajahnya.

Salah satu operasi yang dilakukan Sisca adalah di sekitar kelopak mata. “Nah suatu hari, ia harus memeriksakan matanya ke Gandaria City. Sisca meracau saat dibius, ‘Aku akan menghancurkan keluargamu, aku akan menghancurkan kariermu, aku akan melaporkan ke KPK’,” kata ujar Zulkifli menirukan ucapan Sisca.

Sebagai teman, Zulkifli mengaku berusaha untuk kesekian kalinya menasihati Sisca, termasuk ketika meracau di Gandaria City tersebut. Saksi menegur Sisca, “Kamu ngomong ngaco, malu-maluin di depan dokter, depan suster,” katanya.

Besok, Rabu (21/11), sidang lanjutan kasus pemerasan Sisca Dewi akan kembali digelar di PN Jakarta Selatan.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Teuku Wildan