A firefighter tries to extinguish a forest fire in the town of Quillota city, about 75 miles (121 km) northwest of Santiago, January 15, 2011. More than 200 hectares (495 acres) of land have been burned due to multiple fires near Vina del Mar city, with no report of deaths or injuries, local authorities said. REUTERS/Eliseo Fernandez (CHILE - Tags: DISASTER)

Jakarta, Aktual.com — Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Helmi Faisal Zaini mengatakan bahwa dalam menangani kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatra dan Kalimantan, dengan mendorong berbagai kebijakan sekaligus melakukan perubahan yang bersifat mendukung (pro) terhadap lingkungan hidup.

“Tidak ada alasan apapun menurut saya untuk melakukan pengrusakan hutan” kata Helmi kepada Aktual.com, di acara diskusi ‘Mencari Solusi Asap yang Tak Kunjung Lenyap’ di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Selasa (13/10).

Setelah itu, menurutnya yaitu, dengan melakukan tindakan pencegahan. “Kebakaran hutan dan lahan adalah sesuatu yang berulang, saya menyebut kebakaran hutan adalah ulang hari karena setahu saya kebakaran hutan sebetulnya terjadi setiap hari,” keluhnya.

“Mungkin karena keterbatasan kita melakukan pengawasan, yang kita tahu hanyalah ulang tahun karena bersifat ‘massive’ terjadi pada bulan bulan di mana puncak dari musim kemarau yaitu pada bulan September dan Oktober,” kata ia menambahkan.

Langkah selanjutnya, kata ia, adalah membentuk pembinaan terhadap warga, karena beberapa elemen masyarakat yang belum teredukasi dengan baik soal bagaimana merawat hutan.

“Kalau menurut kami, pemerintah ini sangat abai terhadap peristiwa-peristiwa yang sebetulnya jelas terulang. Masalahnya sudah tahu tetapi tidak ada langkah-langkah yang tegas.”

Di kesempatan yang sama, Helmi mengatakan, bagi siapapun perusak hutan harus diberikan sanksi dengan memberikan hukuman yang tegas.

“Sesuatu yang akan terjadi tahun depan sesungguhnya harus bisa diantisipasi hari ini tidak kemudian peristiwa kebakaran hutan terjadi lalu karena musim hujan datang asap hilang, setelah itu kita lupa,” kata ia menutup pembicaraan.

Artikel ini ditulis oleh: