Bandung, Aktual.com – Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil atau Kang Emil dari segi perekonomian, sektor pengiriman atau logistik menjadi perhatian karena menjadi salah satu sektor yang tidak terganggu oleh wabah COVID-19 di semua zona yang terbagi berdasarkan level kewaspadaan pemerintah, baik zona hitam, zona merah, zona kuning atau zona hijau.

“Kebutuhan akan logistik dan pengiriman barang tetap ada bahkan meningkat saat wabah ini terjadi,” kata Kang Emil dalam webinar dengan tema “Menilik Peran Pemrov Jabar dan Perusahaan Logistik Membangkitkan UMKM di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru”, bersama Presiden Direktur JNE M. Feriadi, Selasa (16/6).

Kang Emil mengatakan COVID-19 ini bukan lagi hanya berdampak pada krisis kesehatan, tapi juga krisis ekonomi dan bidang-bidang yang mampu bertahan  yaitu pertanian, perkebunan, perikanan, kelautan, pangan, dan logistik.

Dia juga menyampaikan bahwa untuk membangkitkan bidang ekonomi di tengah wabah dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan kondisi kesehatan tiap daerah dari mulai kota sampai desa.

“Perekonomian harus digerakkan bertahap, jangan digerakan sekaligus. Apa definisi bertahap, maka kita bikinlah klasifikasi perekonomian yang high impact tapi low risk dulu, kemudian low impact – low risk, high impact – high risk, low impact – high risk,” katanya.

Upaya digitalisasi perekonomian masyarakat di Jawa Barat pun kian terdorong dengan adanya COVID-19, hingga ke desa.

“Hikmah Covid-19 resep terbaik kami, desa digital bisa bikin yang di desa jadi jualan online. Tinggal di desa tapi connect ke dunia, pengirimannya dibantu JNE lah kira-kira begitu. Perekonomian desa akan kami perkuat supaya apapun bisnis di desa bisa maju, termasuk pariwisatanya. Kami tidak mengubah karakter desa, hanya menambah cara berkehidupannya supaya tetap terkoneksi” tambahnya.

Sementara itu, Presiden Direktur JNE, Mohamad Feriadi mengatakan pada saat-saat seperti ini, saat wabah COVID-19 terjadi, tentunya perusahaan logistik juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam menggerakkan perekonomian di bidang pengiriman.

Selain itu, serapan tenaga kerja di industri ini masih sangat banyak, para kurir ini menjadi garda terdepan dalam salah satu sektor di bidang perekonomian ini. Karenanya, JNE memastikan keselamatan dan kesehatan para kurir atau driver ini terjamin supaya terlindung dari COVID-19.

COVOD-19, mendorong berbagai pihak untuk melakukan transformasi karena perilaku konsumen yang berubah sehingga menggeser sistem bisnis offline menjadi online.

“Inilah yang kita lihat pada hari ini, dimana dengan adanya COVID-19, ternyata digital transformation itu datang lebih cepat lagi. Kalau kemarin kita hanya bicara semua mau melakukannya, tapi sekarang dengan adanya COVID-19, semua malah mau tidak mau, suka tidak suka, siap tidak siap, harus melakukan digitalisasi,” kata dia.

Feriadi menambahkan saat ini dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, kebutuhan pokok, mencari alat kesehatan, alat rumah tangga, semua dicari dan diperoleh dengan cara online.

“Kita sangat bersyukur karena pada saat ini juga mendapatkan rekomendasi Kemenkominfo supaya operasional kami tetap bisa berjalan seperti biasa. Hal seperti ini tentu sangatlah diperlukan karena dengan adanya logistik, ekonomi bisa bertahan,” kata dia.

 

Antara