Jakarta, Aktual.com – Senin (12/9) ini bertepatan dengan 10 Dzulhijjah 1437 Hijriyah atau merupakan Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Qurban.

Untuk itu, momentum berqurban di hari raya ini mestinya jadi semangat untuk bisa menggenjot laju perekonomian syariah yang saat ini belum sekencang perekonomian konvensional.

Menurut Pengamat Ekonomi Syariah asal Institut Pertanian Bogor (IPB), Irvan S. Beik, ada beberapa nilai Idul Adha yang bisa diambil untuk pengembangan ekonomi syariah di Indonesia. Karena pada intinya memiliki semangat yang sama.

Pertama, kepedulian. Menurut dia, berqurban mengajarkan umat Islam untuk memiliki kepedulian yang tinggi terhadap sesama.

“Begitupun dengan perekonomian syariah tidak akan berjalan dengan baik jika tanpa didasari oleh nilai-nilai kepedulian,” terang Irvan di Jakarta, Senin (12/9).

Dia menambahkan, kepedulian selama ini telah menjadi bagian integral dari ekonomi syariah. Bahkan pada transaksi-transaksi bisnis syariah komersial pun memiliki sisi sosial yang terintegrasi.

“Paling tidak, ada kewajiban untuk berbagi dalam bentuk membayar zakat, infak, shadaqah dan wakaf,” jelas dia.

Kemudian kedua, nilai tadhiyyah (pengorbanan). Tadhiyyah itu menjadi pondasi dari sistem ekonomi syariah. Sistem ekonomi syariah hanya bisa tegak ketika didasarkan pada nilai-nilai tadhiyyah.

Ketiga, harus berorientasi pada kemaslahatan. Kata dia, ibadah qurban mengajarkan muslim untuk senantiasa berorientasi pada pencapaian kemaslahatan.

Dan maslahat itu dalam perspektif syariah, kata dia, memiliki dua dimensi, yaitu manfaat dan berkah. Berkah artinya bertambahnya kebaikan.

“Jadi praktik ekonomi syariah harus senantiasa berorientasi pada manfaat dan keberkahan,” tutur Irvan.

Menurut dia, apakah praktik bisnis syariah selama ini memberikan manfaat dan menambah kebaikan atau tidak? Itu memang perlu diperjelas lagi. Sebab, jika tidak, maka berarti ada yang keliru.

“Jadi tiga nilai inilah yang menjadi antitesa dari sistem ekonomi kapitalisme yang ada saat ini,” pungkas Irvan.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arbie Marwan