Foto: Tentara Israel beroperasi di Jalur Gaza, Senin (4/12/2023). (Israel Defense Forces/Handout via REUTERS)

Munich, Aktual.com – Negara-negara Kelompok Tujuh (G7) mendukung pendirian negara Palestina dan menekankan bahwa proses ke arah itu harus dimulai dengan dihentikannya pertempuran di Gaza, kata Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani pada Sabtu (17/2).

“Dokumen G7 berbicara tentang keinginan mencapai tujuan dua bangsa, dua negara, melalui penghentian atas konflik saat ini, yang akan memfasilitasi pembebasan sandera Israel tanpa syarat dan membantu penduduk sipil Palestina yang membutuhkan bantuan kemanusiaan,” kata Tajani.

Dia menyampaikan pernyataan tersebut kepada wartawan setelah menghadiri pertemuan dengan para menteri luar negeri anggota di G7 dalam Konferensi Keamanan Munich di Jerman.

“Setelah (penghentian konflik) itu, perundingan akan dimulai dan saya harap akan mengarah pada terciptanya perdamaian,” katanya.

Lebih dari 28.000 warga Palestina dilaporkan tewas dalam serangan-serangan Israel di Jalur Gaza. Badan-badan PBB telah mengingatkan bahwa rencana serangan darat Israel di Kota Rafah di Gaza selatan, dekat perbatasan dengan Mesir, berpotensi menimbulkan konsekuensi yang lebih buruk bagi warga sipil.

Saat ini, sekitar 1,5 juta warga Palestina yang telah mengungsi akibat serangan Israel di Gaza berada di Rafah, setelah menyelamatkan diri dari konflik yang telah menghancurkan sebagian besar wilayah tersebut.

Tajani menyatakan bahwa negara-negara G7 mengutuk kelompok perlawanan Palestina Hamas, dan mengesampingkan peran politik mereka di Gaza jika perang berakhir.

Sebaliknya, G7 mendukung Otoritas Palestina di Tepi Barat yang diduduki Israel, tetapi badan tersebut harus dirombak agar dapat menjadi “protagonis” di Gaza, kata Tajani.

“Posisi kami adalah, untuk menjamin keamanan Israel, kami minta agar para sandera segera dibebaskan dan mengupayakan deeskalasi untuk membantu warga sipil di Gaza,” katanya.

Dia juga menambahkan bahwa negara-negara G7 mengutuk tindakan kekerasan yang dilakukan oleh pemukim Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat, yang dilaporkan meningkat sejak 7 Oktober.

PBB dan mayoritas komunitas internasional menganggap permukiman Israel itu bukan hanya ilegal, tetapi juga melemahkan upaya penyelesaian konflik Israel-Palestina dengan solusi dua negara.

AS, Inggris, dan Prancis telah memberlakukan sanksi terhadap para pemukim yang diduga terlibat dalam kekerasan terhadap warga Palestina di Tepi Barat, dan menyerukan agar pemerintah Israel berbuat lebih banyak untuk menghentikan kejahatan tersebut.

Israel telah dituduh melakukan genosida oleh Mahkamah Internasional. Putusan sementara dari mahkamah tersebut pada Januari memerintahkan Israel untuk memastikan pasukan mereka tidak melakukan genosida, serta menjamin pengiriman bantuan kemanusiaan kepada warga sipil Palestina di Gaza.

Tajani juga menyatakan bahwa G7 terus memberikan dukungan kepada Ukraina dalam perang melawan Rusia.

“Kami terus memberikan dukungan kepada negara ini (Ukraina), yang menjadi korban serangan tidak berdasar. Kami juga menyatakan dengan jelas bahwa batasan wilayah udara harus dihormati, setelah kami menerima berita tentang inisiatif ruang angkasa nuklir Rusia,” kata Tajani.

Dia merujuk pada laporan tentang rencana Moskow untuk mengerahkan senjata nuklir di luar angkasa.

Menurut Tajani, meski kontribusi senjata Italia ke Ukraina lebih sedikit daripada negara-negara Barat lainnya, Italia telah berjanji untuk mendukung Ukraina dalam rekonstruksi infrastruktur yang rusak akibat perang.

Sebelum pertemuan di Munich, para menteri luar negeri G7 mengheningkan cipta selama satu menit untuk menghormati Alexei Navalny, tokoh oposisi Rusia yang meninggal di penjara pada Jumat, menurut pernyataan presidensi G7 Italia.

“Rusia harus menjelaskan kematiannya dan menghentikan penindasan yang tidak dapat diterima terhadap perbedaan pandangan politik,” kata Tajani.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Sandi Setyawan

Tinggalkan Balasan