Penyerangan Gereja di Yogyakarta (Foto: Istimewa)
Penyerangan Gereja di Yogyakarta (Foto: Istimewa)

Jakarta, Aktual.com – Menteri Koordinator Hukum, Politik dan Keamanan Wiranto meminta masyarakat tidak berspekulasi terkait penyerangan Gereja Santa Lidwina, Sleman, Yogyakarta.

“Diharapkan jangan ada spekulasi dulu sebelum kepolisian mengungkap ini, apakah ‘by design’ oleh kelompok tertentu yang akan mengganggu pilkada atau hal yang situasional, sedang dijajaki, sedang diselidiki aparat kepolisian, tunggu,” kata Wiranto di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (12/2).

Pada Minggu (11/2), seorang pria yang belakangan diketahui bernama Suliyono menyerang Gereja Santa Lidwina sehingga melukai empat orang termasuk seorang pastor asal Jerman bernama Romo Karl Edmund Prier, SJ dan seorang polisi, yakni Aiptu Munir.

“Harapan saya agar media, masyarakat, sementara bersikap tenang tidak terganggu ikut meributkan. Mengapa? Aparat keamanan diinstruksikan lebih waspada dalam rangka menjaga agar kerawanan pemilu atau pilkada bisa ditekan serendah-rendahnya sehingga pada saat hari H nanti, semuanya bisa berjalan dengan tertib dan aman,” kata Wiranto.

Wiranto juga meminta kampanye tidak dikaitkan dengan SARA.

“Jangan sampai kampanye dikaitkan SARA. Kami sudah instruksikan aparat keamanan untuk menindak tegas semua usaha yang membuat pemilu ini ternoda atau tidak aman. Ini tidak ada kompromi. Ini masalah kehormatan bangsa, masalah kemaslahatan kita bersama,” katanya.

Wiranto mengakui bahwa jelang pilkada, suhu politik memang memanas.

“Pilkada selalu suhu politik memanas. tapi sekarang ‘kan ada beberapa kejadian, misalnya, di Sleman penyerangan terhadap romo atau pimpinan agama di sana,” katanya.

Lalu ada di Tangerang Selatan, di Jawa Barat. “Apakah itu merupakan suatu kejadian yang terorganisir dan merupakan kejadian yang ‘by design’ untuk mengganggu pilkada? Yang pasti dari laporan aparat kepolisian, kalau di Sleman hasil penyelidikan itu iya. Itu teroris,” katanya.

“Jaringan teroris, hanya sekarang ‘lone wolf’ atau dalam jaringan. Lalu, ada suatu pendalaman. Itu murni teror, itu bisa ‘lone wolf’ atau jaringan,” kata Wiranto.

Sedangkan kasus di Tangsel, menurut Wiranto, masih dalam proses penyelidikan yang seksama dari kepolisian.

“Nanti akan ada penjelasan dari Kapolri. Saya sudah dilapori tadi, memang sedang ada penjajakan,” ungkap Wiranto.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara