Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah (Dok DPR)

Jakarta, Aktual.com – Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menyarankan agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kajian mendalam terkait wacana akan menjual 800 anak perusahaan badan usaha milik negara (BUMN).

Salah satunya, dengan melakukan verifikasi terhadap 800 anak perusahaan plat merah, terutama yang berasal dari hasil kekayaan alam Indonesia.

“Jadi gini dalam teori pengelolaan BUMN, pertama itu kembali ke Pasal 33 UUD 1945, saya minta dikaji mendalam ya, jadi setiap (anak perusahaan) BUMN dikembalikan ke Pasal 33, dimana bumi langit, air dan kekayaan alam dikuasai negara,” kata Fahri di Komplek Parlemen, Senayan, Rabu (4/10).

Menurut dia, sejumlah anak perusahaan BUMN yang tidak bersinggungan dengan kekayaan alam Indonesia, apalagi dalam keadaan tidak sehat lebih baik untuk dijual saja.

“Ada BUMN yang tidak termasuk bumi, air yang terkandung di dalamnya. Kalau saya terus terang itu dijual aja. Yang tidak terkandung Pasal 33 dijual aja,” paparnya.

“Contohnya, perusahaan gelas, ada BUMN bikin gelas, termasuk PT Garam. Garam kan semua orang bisa bikin, yang penting lautnya tetap dipegang oleh negara. Makanya negara harus merumuskan soal eksploitasi alam itu,” ujar dia.

Masih ujar Fahri, setiap tindakan yang akan dilakukan pemerintah, tetap harus melalui kajian, dalam hal ini melihat dari segara aspek persepktifnya ketika anak perusahaan yang jumlahnya 800 an itu untuk dilepas kepemilikannya.

“Makanya dibikin kajian perspektif kepemilikan dan perspektif untung rugi. Saya pada dasarnya menganggap bahwa semua bisnis yang dikelola oleh rakyat biarkan dikelola oleh rakyat. Kekuatan negara itu bukan pada kontrolnya terhadap bisnis, tetapi seberapa besar rakyat yang bisa dilahirkan dari kegiatan ekonomi,” sebut dia.

“Jadi harus ada kehati-hatian dan tidak boleh ada ujug2 dan mendadak. Bikin kajian, debat publik dan bawa proposalnya ke dpr dan setau saya yang namanya IPU itu musti satu-satu,ga bisa 800 saya mau jual, harus satu-satu. Ini proposalnya, biarlah itu jadi dinamika,” pungkasnya.

Novrizal Sikumbang

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Novrizal Sikumbang
Editor: Arbie Marwan