Semarang, Aktual.com – Ratusan petani dari Aliansi Gerakan Tani Jawa Tengah untuk Transparansi dan Kedaulatan Desa, menggelar aksi solidaritas atas pembunuhan Salim Kancil dan penganiayaan Tosan di Lumajang, Jawa Timur. Mereka menuntut aparat polisi mengusut tuntas para pelaku dan otak kekerasan terhadap dua aktivis tambang itu.

“Usut tuntas dalang di balik pembunuhan Salim Kancil,” kata salah satu petani di atas mobil komando, Rosikin, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (6/10).

Menurut Rosikin, kekerasan yang dialami Salim Kancil dan Tosan merupakan bukti bahwa kondisi petani di Indonesia kian hari mengalami diskriminasi. “Dengan banyaknya persoalan yang dihadapi petani baik kasus tanah maupun kasus produksi. Tak sedikit pula dampak dari konflik agraria berujung pada kekerasan terhadap petani, bahkan tak jarang yang meninggal,” ungkap Rosikin.

Aksi para petani ini digelar di depan Gedung Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah. Dalam aksi tersebut, para petani mendaulat seorang dukun meruwat Kejati Jateng dengan duduk di atas mobil komando.

Aroma dupa mengembang dari pembakaran kemenyan yang dilakukan dukun yang sudah tua tersebut. Sesajian dari hasil tani juga diarak untuk menyempurnakan proses peruwatan.

Dari pantauan, petani yang ikut aksi tersebut berjumlah di atas 200 orang. Rosikin menambahkan, selain menggelar aksi solidaritas, para petani menuntut pemerintah segera melaksanakan reformasi agraria sesuai mandat Undang-undang Pokok Agraria tahun 1960. “Jiwa dan semangat UU ini sangat tegas ingin menjebol ketidakadilan struktural demi membangun kehidupan masyarakat adil dan makmur,” ungkap Rosikin.

Petani membawakan hasil tanam berupa petai, kelapa dan sayuran yang diberikan cuma-cuma kepada penyidik Kejati Jateng. Aksi ini diikuti ribuan petani yang sudah menginjak usia di atas 60 tahun sebagai bentuk solidaritas kepada petani yang menentang penambangan ilegal pasir di Lumajang.

Artikel ini ditulis oleh: