Jakarta, Aktual.com — Maraknya komunitas LGBT (lesbian, gay, biseksual dan transgender) menjadi hangat diperbincangkan. Terlebih dengan munculnya kasus tindakan asusila yang dilakukan oleh penyanyi dangdut Saiful Jamil beberapa waktu yang lalu.

Hal tersebut menjadi kekhawatiran bagi para orang tua dalam mendidik pola pikir para anak mereka. Namun menurut Reni Murni seorang pakar parenting, trainer, konselor, & founder SMPS Life Changing Institute mengatakan bahwa masalah yang terjadi pada anak adalah karena orang tua belum sepenuhnya menjalankan fungsinya sebagai orang tua.

“Dalam setiap pembicaraan saya selalu mengingatkan bahwa masalah seperti LGBT, narkoba, tawuran, pelecehan seksual masalahnya hanya satu yaitu ketika orang tua belum kembali kepada fungsinya sebagai orang tua. Maka selayaknya orang tua merasa khawatir karena akan mudah sekali bagi anaknya menjadi korban,” jelas Reni Kepada Aktual.com, di Jakarta, beberapa waktu yang lalu.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Reni memberikan beberapa solusi positif, apa yang harus dilakukan oleh para orang tua. Menurut Reni, setiap anak terlahir dalam keadaan fitrah. Orang tua-lah yang memiliki peranan besar dalam tumbuh kembang anak.

“Tidak ada anak yang diahirkan menyimpang. Saat seseorang di masa pertumbuhannya terjadi hal menyimpang, maka sudah pasti hal itu terjadi karena faktor yang berasal dari luar dirinya,” kata Reni menjelaskan.

Dalam menjaga tumbuh kembang anak agar tetap berada di jalur positif, orang tua memiliki peranan yang sangat penting.

“Orang tua memiliki peran yang besar dalam pembentukan kepribadian anaknya. Bagaimana seorang anak nanti akan tumbuh, apakah menjadi seorang yang kuat atau lemah tergantung dari bagaimana orang tua mendidik, membimbing dan mengarahkan anak mereka,” papar Reni

Tak hanya itu, Reni menjelaskan bahwa pemahaman agama pun harus ditanamkan sedini mungkin kepada anak. Karena anak membutuhkan bekal agama dalam menjalankan kehidupan kesehariannya.

“Ada kebutuhan anak yang sering dilupakan para orang tua. Yaitu kebutuhan emosional. Bagaimana orang tua menghantarkan anaknya untuk bisa salat dan puasa tetapi juga memberi pemahaman kepada anaknya siapa dirinya, apa tujuan hidupnya, dan apa tugasnya sebagai khalifah di muka bumi ini,’ tandasnya

Artikel ini ditulis oleh: