Petugas gabungan berada di dekat puing pesawat Hercules C-130 yang jatuh di Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara, Selasa (30/6). Sedikitnya 30 korban tewas dalam peristiwa tersebut. ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi/ss/nz/15

Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi I DPR RI Supiadin AS mendesak pemerintah Indonesia menghentikan hibah alat utama sistem senjata untuk TNI, pascajatuhnya pesawat Hercules C-130 yang menewaskan 12 kru dan 113 orang penumpang di Medan, Sumatera Utara, Selasa (30/06).

“Jatuhnya pesawat Hercules di Medan merupakan peringatan yang jelas bagi pemerintah untuk menghentikan hibah apapun untuk alutsista TNI,” katanya, di Jakarta, Rabu.

Dia menyoroti kualitas pesawat hibah yang sudah tua, dan selayaknya pemerintah tidak lagi menerima karena sebagian pesawat Hercules yang dimiliki TNI adalah hibah dari Australia.

Menurut dia kejadian pesawat hibah yang jatuh bukan kali ini saja terjadi, pada April lalu, pesawat F-16 hibah dari Amerika Serikat terbakar di Lanud Halim Perdanakusumah, karena gagal lepas landas.

“Saat itu Indonesia telah sepakat menerima 24 pesawat dari AS, namun ketika telah didatangkan 5 unit, hanya dua yang berstatus ‘serviceable’ dan dikategorikan layak operasi,” ujarnya.

Anggota Komisi I DPR tersebut meminta pemerintah tidak lagi menunda-nunda modernisasi alutsista TNI. Dia mengatakan peristiwa di Halim pada April lalu tidak menelan korban jiwa, namun tragedi di Medan ini menjadi tamparan keras bagi pemerintah.

“Indonesia sebenarnya harus belajar dari pengalaman, dan gunakanlah anggaran dari APBN untuk modernisasi alutsisa bukan dengan hibah dari negara lain,” ucapnya.

Sebelumnya pesawat Hercules milik TNI AU yang jatuh di Jalan Jamin Ginting, Medan, Selasa (30/6) siang, menimpa sebuah mobil Toyota Fortuner dan juga mengenai dua bangunan ruko yang sedang dibangun.

Lokasi jatuhnya pesawat dengan nomor penerbangan A1310 itu berada di dekat Bandara Lanud Soewondo, bekas Bandara Polonia Medan.

Artikel ini ditulis oleh: