Selanjutnya Rasta mengklaim tidak ada uang yang mengalir ke PKB. Menurut dia, untuk biaya pemenangan pilkada tidak ada aturan tertulis. Permintaan dan penyediaan uang seperti itu disesuaikan dengan kemampuan setiap calon baik bupati maupun wakil bupati. Khusus untuk pencalonan Yosa, kesepakatannya terjadi dua orang ditambah sepengetahuan DPC.
“Itu tidak diatur. Sesuai dengan kemampuan saja, kesepakatan saja,” kata Rasta.
Rasta lantas menuturkan jika uang Rp1,2 miliar itu dipergunakan untuk pembiayaan alat peraga kam panye (APK) sebesar Rp850 juta, biaya relawan sebesar Rp150 juta, pengamanan, penyewaan satu mobil Toyota Rush Oktober-November 2017, ongkos sopir, hingga biaya operasional selama 10 bulan.
Rasta mengaku, dari uang pertama Rp200 juta memang sebagian besar dipergunakan untuk operasionalnya seperti biaya makan, sosialisai hingga penyewaan mobil Toyota Rush, termasuk digunakan secara pribadi oleh Rasta. “Saya juga memang, saya juga menggunakan,” kata Rasta yang tercatat sempat mangkir sebanyak dua kali ketika diperiksa KPK.
Pun pernyataan yang sama disampaikan Rasta ketika Ketua Majelis Hakim Rustiono ikut mencecar soal apakah mengetahui sumber uang yang diserahkan Eka dan Amin. Rasta mengaku tidak tahu, yang jelas menurut dia, uang Rp1,2 miliar diterima untuk kepentingan pemenangan.
Catat Fakta Persidangan KPK Rencanakan Periksa Cak Imin
Yosa yang ikut dihadirkan ke persidangan sebagai saksi lantas mengakui adanya aliran uang ke PKB untuk pencalonan dirinya. Namun ia mengklaim hanya mengetahui sebagian saja, yakni sebesar Rp200 juta. Ia mengetahui informasi sumber perolehan uang Rp 200 juta dari ayahnya sendiri.
Menurut Yosa, Amin mengatakan, setiap calon kepala daerah dari wilayah manapun yang mendaftar ke PKB perlu menyertakan semacam uang jaminan.
“Ya, paling tidak ada semacam yang dipegang dulu,” kata dia.
Yosa menuturkan awal 2017 dirinya mengetahui adanya pendaftaran di DPC Kuningan PKB. Waktu itu pendaftaran di DPC dibuka hanya satu hari saja.”Tiba-tiba ditutup. DPC PKB berikan waktu sedikit bagi saya untuk sediakan dokumen,” kata Yosa.
Ketika itu, Yosa lantas meminta bantuan pada Eka Kamaludin yang diyakini memiliki jaringan ke PKB. Lanjut Eka mengenalkan Yosa Octora pada Wabendum PKB, Rastawiguna. Beberapa kali, Rastawiguna sempat hadir di kediaman Amin Santono, orang tua Yosa Octora.
“Saya kenal Pak Rasta dari Pak Eka Kamaludin. Beliau (Eka) pengurus Ansor di Kuningan, saya yakini dia ada jaringan ke PKB,” ungkap Yosa Octora.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby