Sekalipun posisi cadangan devisa (cadev) yang dikumpulkan BI relatif tinggi, melebihi US$ 124 miliar belum terlalu aman bagi pasar keuangan. Karena persoalannya adalah pertumbuhan ekspor Indonesia relatif stagnan. Sementara  di sisi lain, impor Masih tinggi, terutama impor konsumsi dan pemenuhan bahan baku percepatan infrastruktur masih meningkat.

“Dengan begitu, kewajiban kita (BI) juga masih meningkat. Belum lagi kewajiban untuk repatriasi devisa. Jadi sebenarnya kita tak bisa menganggap ketika cadev kita lebih dari US$124 miliar itu dalam posisi aman,” cetusnya.

Ditambah lagi, kata dia, fluktuasi rupiah juga rentan terprngaruh sentimen di luar ekonomi, salah satunya sentimen politik yang saat ini agak gaduh.

“Seperti pembahasan yang deadlock dan cukup alot terkait UU Pemilu dan Pansus Angket KPK diwaspadai pelaku pasar. Kalau tak dikelola dengan baik akan memicu fluktuasi nilai tukar rupiah,” pungkas Enny.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka