Jakarta, Aktual.com — PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, mengaku belum juga menurunkan suku bunga kreditnya ke angka single digit seperti yang diinginkan oleh pemerintah atau regulator industri keuangan. Malah, hingga sekarang pihaknya masih saja melakukan hitung-hitungan untuk menurunkan suku bunganya.

“Kami masih menghitung (penurunan) suku bunga kreditnya. Karena komponennya kan banyak,” tandas Direktur Utama PT BNI, Achmad Baiquni di Jakarta, Kamis (10/3).

Dia merinci komponen penurunan suku bunga kredit yang dipengaruhi oleh komponen cost of fund (biaya dana), overhead cost (biaya beban), risiko premi, dan marjinnya.

“Kalau bicara cost of fund itu kan tergantung dari market-nya (nasabah). Mudah-mudahan mereka yang menyimpan dana ke kami tidak meminta bunga tinggi,” papar dia.

Apalagi saat ini, Otoritas Jasa Keuangan juga disebutkannya akan menerapkan kebijakan soal capping suku bunga deposito, yang mesti sebesar 7 persen BI Rate ditambah 100 basis points (bps). Sehingga memang suku bunga deposito itu sebesar 8 persen.

“Kami sambut itu. Tapi saat ini, di kami juga dana deposito yang jatuh tempo lebih dari sebulan. Makanya kami masih menghitung soal penurunan suku bunga kredit itu,” tandas dia

Meski begitu, pihaknya tetap akan mengupayakan penurunan suku bunga kreditnya. “Kami akan upayakan seoptimalkan mungkin. Sehingga suku bunga kredit itu bisa turun,” janjinya.

Sebelumnya Ketua DK OJK, Muliaman Hadad menyebutkan, selama ini suku bunga deposito sebesar BI Rate dutambah 200-250 bps. “Nantinya kami harapkan sebesar BI Rate dan ditambah 100 bps. Ditambah insentif lain,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka