Banda Aceh, Aktual.com – Bupati Aceh Tengah H Nasaruddin memperkirakan hasil perkebunan kopi arabika asal Dataran Tinggi Gayo mampu menghasilkan devisa negara hingga Rp5 triliun per tahun. Empat kali lebih besar dari APBD Kabupaten Aceh Tengah yang hanya sekitar Rp 1,2 triliun.

Pernyataan itu disampaikan saat membuka Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) ke-6 Pengurus Cabang Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Medik Indonesia (Patelki) se-Aceh di Takengon, Aceh Tengah.

Kata dia, devisa yang besar diperoleh dari hasil perkebunan kopi masyarakat tersebut tidak terlepas dari penetapan Indikasi Geografis (IG) Kopi Arabica Gayo. Penetapan IG tersebut berdampak bagi importir yang menginginkan atau mencari kualitas kopi asli sesuai dengan wilayah asalnya.

Sehingga secara tidak langsung meningkatkan nilai tawar Kopi Arabica Gayo. Data Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah menyebutkan Kopi Arabica Gayo sudah diekspor ke 17 negara di seluruh dunia.

“Sejauh ini ekspor terbesar Kopi Gayo masih ke Amerika dan secara bertahap grafik ekspor ke Uni Eropa dan Asia Pasifik juga sudah mulai mengalami peningkatan,” kata dia, di Takengon, Sabtu (27/3).

Kabupaten Aceh Tengah memiliki sekitar 48.300 hektare tanaman kopi dengan produksi per tahun mencapai sekitar 35 ribu ton lebih.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara