Jakarta, Aktual.com — Hasil survei Indo Barometer menunjukan mayoritas responden menyatakan mantan Presiden Soeharto layak diberi gelar sebagai pahlawan nasional.

Seperti keterangan tertulis yang diterima Selasa (24/5), mayoritas responden (62,3%) menjawab mantan Presiden Soeharto layak diberi gelar sebagai pahlawan nasional. Sebanyak 26,0% responden menjawab tidak layak. Sebesar 11,8% responden tidak tahu atau tidak jawab.

Alasan utama responden menjawab mantan Presiden Soeharto layak diberi gelar pahlawan nasional adalah (base line: 62,3% responden): banyak pembangunan (34,9%), berjasa (33,7%), aman/tentram (7,6%) mensejahterakan rakyat (5,6%), pejuang kemerdekaan (5,2%), sembako murah (5,2%), merakyat (2,8%), berwibawa (1,6%), lainnya (3,2%).

Sementara, alasan utama responden menjawab mantan Presiden Soeharto tidak layak diberi gelar sebagai pahlawan nasional (base line: 26,0% responden) adalah: terlibat KKN (23,1%), terlibat pelanggaran HAM (19,2%), otoriter (12,5%), masih kontroversi (5,8%), meninggalkan hutang (5,8%), menyebabkan negara krisis/kacau (5,8%), banyak kerusuhan (4,8%), terlibat kudeta Soekarno (3,8%), lainnya (19,2%).

Selain itu, mayoritas responden (43.0%) menjawab kondisi kebutuhan pokok masyarakat secara umum saat ini lebih buruk sejak berakhirnya rezim soeharto. Sebanyak 29,3% responden menjawab lebih baik, dan 26,0% responden menjawab tidak ada perubahan. Sebesar 1,8% responden tidak tahu atau tidak jawab.

Kemudian, mayoritas responden (41.3%) menjawab kondisi Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) saat ini lebih buruk dibanding dengan era orde baru. Sebanyak 31.8% responden menjawab lebih baik dan 24,3% responden menjawab tidak ada perubahan. Sebesar 2,8% responden tidak tahu atau tidak jawab.

Survei opini publik ini dilakukan dengan wawancara via telepon (telephone survey) yang menggunakan metode systematic random sampling (penarikan data secara acak). Adapun responden yang diwawancarai sebanyak 400 orang, yang berusia 17 tahun keatas atau yang sudah menikah.

Responden diambil dari yellow book (buku kuning). Adapun margin of error± 5% dengan tingkat kepercayaan 95%. Demikian temuan survei Indo Barometer untuk dapat memperkaya diskusi dan wacana tentang usia reformasi yang sudah 18 tahun. Survei terselenggara berkat kerjasama Indo Barometer dengan TV One.

Artikel ini ditulis oleh: