Sejumlah peserta mengikuti acara Pembukaan Muktamar VIII PPP Tahun 2016 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Jumat (8/4). PPP menggelar Muktamar VIII yang disepakati sebagai bentuk islah pada 8-11 April 2016 di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/aww/16.

Jakarta, Aktual.com — Partai Persatuan Pembangunan (PPP) segera menyusun formatur kepengurusan partai setelah hasil Muktamar Islah Partai menetapkan Romahurmuziy sebagai ketua umum terpilih.

“Segera kita menyusun formatur kepengurusan partai secara komplit untuk diserahkan ke Kementerian Hukum dan HAM guna mendapatkan SK resmi, paling lambat pekan ini,” kata Juru Bicara PPP, Amir Uskara di Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (12/4).

Meski namanya masuk dalam jajaran formatur dengan jabatan salah satu petinggi partai, pihaknya tetap sabar menunggu keputusan ketua kmum dalam memutuskan, mengingat masih ada beberapa soal yang harus diselesaikan.

Kendati ada pihak yang tidak menerima hasil Mukatamar Islah PPP dari kubu Djan Faridz, dirinya berpendapat bahwa hal itu hanya bentuk kekecewaan sehingga pihaknya tetap akan menjaga marwah partai sebagaimana mestinya.

“Kalau nantinya SK dari Kemenhumham sudah keluar hasil Muktamar Islah kemudian masih ada orang yang mengaku-mengaku dari PPP maka saya akan bertindak, sebab tidak bisa lagi mereka mengklaim kepengurusan yang sah,” tegasnya.

Meski demikian, legislator DPR RI ini menyatakan, akan tetap merangkul pengurus kubu Djan Faridz yang legowo untuk dimasukkan dalam kepengurusan setelah sebelumnya dilakukan rapat komisi.

“Kami tetap menerima tokoh yang dianggap mampu membesarkan partai meski dari kubu seberang termasuk teman-teman dari Sulsel. Saat ini baru diinvetarisir nama-nama yang masuk dalam kepengurusan,”

“Jadi tidak ada lagi istilah musyawarah wilayah untuk kubu Djan Faridz semua sudah terang. Kalaupun ada isu mau membuat partai baru silahkan, asal jangan membawa nama PPP,” kata mantan legislator DPRD Sulsel ini.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara