Jakarta, Aktual.com – Syech Dr Yusri Rushdy dalam ceramahnya pada hari Jumat, 12 Agustus 20016/9 Dzulqadah 1437, Masjid Al Ashraf Cairo Mesir mengatakan bahwa Allah SWT memerintahkan kita semua untuk istiqomah dalam ibadah. Tak hanya itu Allah juga memerintahkan umatnya dalam setiap rakaat shalat agar memohon kepada Allah untuk selalu istiqomah dalam kebajikan dengan selalu membaca:
اهدِنَا الصِّرَاطَ المُستَقِيمَ
“Tunjukilah kami jalan yang lurus ( QS:Al Fatihah/1 ayat 6)
Syech juga mengatakan bahwasanya istiqomah merupakan puncak kewajiban seorang hamba, sebagaimana firman Allah SWT:
فَاسْتَقِيمُوا إِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوهُ وَوَيْلٌ لِّلْمُشْرِكِينَ
“… maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya. Dan kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-Nya,(QS:Fussilat/41 ayat 6)
Syech Yusri menambahkan bahwa dalam ayat tersebut dapat memberi kesan seakan-akan bahwa kebalikan dari istiqomah adalah kemusyrikan, dengan kata lain jika engkau tidak istiqomah dalam ibadah maka akan terjerumus pada kemusyrikan.
Terjerembabnya dirimu, lanjut Syech Yusri pada perbuatan maksiat karena besarnya dorongan hawa nafsu, itupun bisa tergolong pada kemusyrikan karena seolah-olah mempertuhankan hawa nafsu atau bisa jadi karena hawa nafsu, engkau melakukan dosa besar dengan cara terus menerus menjauhi Allah SWT, dan bersabar dalam kondisi semacam itu. perlu diketahui bahwa semua bentuk kesabaran adalah terpuji, kecuali kesabaran dalam hal menjauh dari jalan Allah.
Allah Ta’ala berfirman-Nya:
أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ
“maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya….”(QS:Al-Jasiyah/45 ayat23).
Selain itu Syech Yusri juga menjelaskan bahwa istiqomah dalam ibadah hendaklah diniatkan karena Allah semata, bukan karena ingin mendapatkan pahala, apalagi hanya demi meraih keuntungan duniawi. Bahkan umpama surga tidak Allah ciptakan, maka kita harus tetap istiqomah dalam beribadah semata-mata karena-Nya.Sampai benar-benar yang menjadi cita-cita kita adalah mengharap keridlaan Allah dan mengesampingkan setiap sesuatu selain Allah SWT.
Dalam surat Fussilat ayat 6 diatas, mengapa setelah diperintah untuk beristiqomah, kita juga diperintah untuk beristighfar/memohon ampun kepada Allah? sebab kita semua pada hakikatnya tidak akan pernah bisa istiqomah sebagaimana mestinya secara maksimal dalam beribadah kepada Allah SWT, meskipun ibadah yang kita lakukan sudah dirasa benar banar dawam.
Sebagaimana keterangan yang diriwayatkan oleh sahabat Nabi Ibnu Tsauban, Nabi SAW bersabda :
اِستَقِيمُوا وَلَن تُحصُوا
“Beristiqomahlah kamu sekalian! meskipun kalian tidak akan pernah maksimal dalam melakukannya (melakukan istiqomah yang sebenar-benarnya)”
Syech Yusri memaparkan bahwa kita diperintah memohon ampun kepada Allah SWT atas setiap kekurangan dan kelemahan kita dari pelaksanaan istiqomah tersebut.
Rasulullah SAW sekalipun sebagai hamba yang paling taat dan istiqomah dalam beribadah kepada Allah SWT sering mengungkapkan sebuah kalimat :
سُبْحَانَكَ مَا عَبَدْنَاكَ حَقَّ عِبَادَتِكَ
“Maha suci Engkau ya Allah..kami tidak bisa beribadah kepada-Mu dengan sebenar-benar ibadah. (HR:Al Hakim dan Al Baihaqi)
Apabila seorang Nabi yang sudah mendapatkan ‘ishmah/bimbingan Allah SWT, senantiasa mengakui kelemahannya dalam memenuhi hak-hak Allah secara total, lalu bagaimana dengan pengakuan kita ?..(Deden Sajidin)
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid