Orang yang sakit akan tetapi tidak mau berobat, maka diadikatakan sebagai orang yang bodoh, karena tidak mengetahui aturan Allah di alam hikmah ini, karena Allah memberikan kesembuhan melalui perantara berobat.
Maka dari itulah baginda Nabi SAW ketika para sahabat bertanya :” apakah kita berobatya Rasulallah?”, lalu bagindapun bersabda:
“تَدَاوَوْا فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّلَمْ يَضَعْ دَاءً إِلَّا وَضَعَ لَهُ دَوَاءً غَيْرَ دَاءٍ وَاحِدٍ الْهَرَمُ ”
Artinya: “Berobatlah wahai kalian, karena sesungguhnya Allah ‘Azza waJalla tidaklah menjadikan penyakit kecuali membuat obatnya, kecuali satu penyakit yaitu penyakit pikun”(HR. Abu Dawud).
Adapun orang yang bersandar kepada sebab, dan meyakini bahwa sebab itulah yang memberikan kemanfaatan bukan Allah, maka ini adalah sebuah kekufuran.
Karena dirinya telah menyekutukan Allah, dengan meyakini bahwa ada sesuatu selain Allah yang mampu dengan sendirinya memberikan kemanfaatan, padahal Allahlah yang Maha Esa yang mampumemberikan kemanfaatan dan kemadharatan untuk makhlukNya.
Maka dari itulah, seorang mukmin hendaknya mengambil sebab, akan tetapi tidak bersandar kepadanya, tegas Syekh Yusri. Minum adalah hikmah dan hilang rasa dahaga adalah Qudrah, tidur adalah hikmah dan kekuatan di dalam badan adalah Qudrah, ketaatan adalah hikmah dan masuk sorga adalah Qudrah, atau dengan kata lain syari’ah adalah hikmah, dan hakikat adalah Qudrah. Wallahu A’lam….bersambung.
Laporan: Abdullah Alyusriy
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid