Baginda Nabi Saw telah bersabda:
” إِذَا سَمِعْتُمْ صِيَاحَ الدِّيَكَةِ فَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ فَإِنَّهَا رَأَتْ مَلَكًا وَإِذَا سَمِعْتُمْ نَهِيقَ الْحِمَارِ فَتَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ رَأَى شَيْطَانًا”
Artinya: ” apabila kalian mendengar suara ayam jago maka memohonlah kepada Allah atas karuniaNya, karena ia sedang melihat malaikat. Dan apabila kalian mendengar suara keledai maka memintalah perlindungan kepada Allah dari syaitan, karena sesungguhnya ia telah melihat syaitan”(HR. Bukhari).
Pada ayat ini, Allah Swt memperingatkan agar jangan sampai suara seorang mukmin keras seperti keledai, akan tetapi lemah lembut dan dengan penuh adab.
Allah Swt mencela salah satu sifat dari keledai, yaitu suaranya. Begitu pula ketika kita mencela atau mengingkari sebuah kemungkaran, maka kita juga hendaknya mengingkari kemungkaran itu sendiri, bukan kepada orang yang melakukannya.
Kita benci kepada kemaksiatan, bukan kepada orang yang melakukannya, karena dia adalah masih dalam satu ikatan tali persaudaraan, yaitu ukhuwah islamiah.
Bahkan ketika kita benci kepada orang kafir, yang harus kita benci adalah sifat kekufurannya, adapun orangnya adalah masih memiliki ukhuwah insaniyah (hubungan kemanusiaan), yaitu sama-sama anak keturunan Nabi Adam As.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid