Karena para Imam madzhab juga mengambil dari kedua sumber hukumilsam tersebut, dan baginda Nabi SAW datang sebagai utusan Allah yang membawa agama bukan menjadi imam madzhab tertentu.

Ketika kita mendengar seseorang yang berkata bahwa madzhabnya adalah Al Kitab dan As Sunnah, maka hal ini menunjukkan betapa tidak mengerti dirinya tentang imam-imam madzhab, bahkan bisa jadi merupakan sindiran kepada selain golongannya, bahwa para imam-imam madzhab itu menjadikan Taurat dan Injil sebagai sumber hukum dalam fikih mereka.

Bahkan sebagian dari mereka meyakini bahwa golongan merekalah yang benar, dan yang lain salah masuk nereka. Mereka berkata bahwa orang-orang islam sekarang sudah hancur, karena tidak mengikuti ajaran golongannya. Padahal baginda Nabi SAW telah mengancam hal yang demikian itu, baginda bersabda:

“إِذَا قَالَ الرَّجُلُ هَلَكَ النَّاسُ فَهُوَ أَهْلَكُهُمْ”

Artinya: “Ketika ada seseorang yang berkata bahwa : “ orang-orang telah hancur, maka sesungguhnya dia adalah orang yang paling hancur”(HR. Muslim).

Imam Malik RA mengomentari hadits di atas, yang dimaksud dengan larangan baginda Nabi SAW di atas adalah ketika seorang mengatakannya dengan penuh kesombongan, menganggap diri dan golongannya yang paling benar sedang yang lain salah, serta meremehkan orang lain yang tidak sependapat dengannya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid