Ketua Komisi Yudisial (KY) terpilih Aidul Fitriciada Azhari berpose usai mengikuti rapat pleno terbuka pemilihan ketua KY di Gedung Komisi Yudisial, Jakarta, Jumat (26/2). Aidul Fitriciada Azhari terpilih menjadi Ketua KY masa jabatan paruh pertama periode 2015-2020 dengan mendapat empat suara dari tujuh komisioner yang menggunakan hak suara. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/ama/16

Jakarta, Aktual.com — Presiden Joko Widodo meminta Komisi Yudisial menjaga hubungan baik dengan Mahkamah Agung. Hal itu diharapkan Presiden agar kedua lembaga negara itu harmonis.

“Pak Presiden minta KY jaga komunikasi yang baik dengan MA. Dan itu yang paling pokok,” kata Ketua KY Aidul Fitriciada Azhari usai beraudiensi dengan Presiden di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (4/3).

Presiden meminta agar hubungan yang sebelumnya agak kurang harmonis diperbaiki dengan komunikasi, baik secara personal maupun kelembagaan.

“Tetapi Bapak Presiden menekankan, hubungan yang baik ini tidak mengurangi tugas pengawasan terhadap hakim. Pengawasan hakim tetap harus berjalan sebagaimana mestinya.”

Hubungan antara KY dan MA, ujar dia, selama mirip hubungan tokoh kartun anak-anak “Tom and Jerry” yakni keduanya tidak akur . Hubungan tidak baik itu terjadi karena pengaruhi hubungan personal sebagai akibat ketidakmampuan berkomunikasi.

Secara konstitusi, katanya, kedua lembaga harusnya saling berkomunikasi agar tidak saling menganggu. Kedua lembaga seharusnya saling menghargai batasan tugas dan memahami kewenangan masing-masing, tetapi pada saat yang sama ada komunikasi antara kedua belah pihak.

“Hubungan personal tidak menjadikan fungsi kelembagaan hilang. Kelembagaan tidak dipengaruhi kecenderungan personal.”

Salah satu yang menjadikan hubungan kurang baik antara MA dan KY adalah manakala KY memutuskan adanya pelanggaran etika hakim, dan perlu dijatuhi sanksi. Namun MA menganggap tidak ada pelanggaran etik sehingga rekomendasi dari KY soal sanksi bagi hakim menyebabkan hubungan kurang baik.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Wisnu