Kapolri Jenderal Tito Karnavian, bersama Ketua KPK Agus Rahardjo, memberikan keterangan usai menggelar pertemuan di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (19/8/2016). Kunjungan pertama Tito semenjak dilantik menjadi Kapolri ini terkait koordinasi kedua lembaga terkait penegakan hukum.

Jakarta, Aktual.com – Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan bahwa kekuatan jaringan teroris Santoso semakin melemah usai ditangkapnya Basri, salah satu orang terpenting dari kelompok tersebut.

“Dia (Basri) orang kedua kelompok Santoso, otomatis kekuatannya jauh melemah,” kata Tito ditemui usai memimpin rapat persiapan Sidang Umum Interpol ke-85 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Kamis (15/9).

Untuk itu, ia meminta sisa-sisa pengikut dari kelompok Santoso itu untuk ‘turun gunung’ atau menyerah kepada polisi.

“Mereka bahasanya tidak mau menyerahkan diri karena ideologi mereka itu haram menyerahkan diri kepada musuh. Kami ini kan musuh. Jadi silahkan ‘turun gunung’ demi kemaslahatan umat yang ada di Poso,” imbuh mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) itu.

Tito menyebut masih ada sekitar 12 hingga 13 orang pengikut dari jaringan teroris Santoso yang bersembunyi, termasuk Ali Karora, salah satu kader yang juga dicari namun ia mengklaim kelasnya dibawah Santoso dan Basri.

“Tetap akan kami lakukan pengejaran sampai tertangkap semua,” ucapnya.

Basri, tokoh dari kelompok teroris Santoso ditangkap hidup-hidup Satuan Tugas (Satgas) Tinombala pada Rabu (14/09) bersama istrinya.

Selain itu, salah seorang pengikutnya juga ditemukan dalam keadaan meninggal dunia karena terjatuh dan terseret arus sungai di Poso.

 

(ant)

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara