Jakarta, Aktual.com — Televisi sebagai media yang banyak diakses semakin hari kian menjadi-jadi menyebarkan kebodohan ke masyarakat. Dari waktu pagi hingga malam hari, acara inti dari sebuah stasiun televisi di Tanah Air hanya ada tiga.
Yaitu, pertama berita, kedua infotainment dan yang Ketiga sinetron. Acara-acara lain cuma sebagai pelengkap saja. Nampaknya, secara tidak sadar, kita diajarkan untuk selalu mau tahu urusan orang lain lewat infotainment (gosip artis). Banyak film mengajarkan anak-anaknya ke sekolah mengendarai mobil, mempunyai handphone canggih, anak gaul, belum dewasa sudah pacaran, patah hati dan masih banyak lagi.
Ustadzah Nur Hasanah, MA, sangat prihatin dengan tayangan TV di Indonesia yang jarang sekali memberikan edukasi moral khususnya akhlak Islami di tengah keluarga. Di kesempatan yang sama, ia memberikan nasihat dan bimbingan kepada pembaca Aktual.com.
“Berikan pondasi agama pada anak sejak dini,” ucap Ustadzah Nur Hasanah, menegaskan kepada Aktual.com, di Jakarta, Jumat (12/02).
Menurut ia, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh orang tua saat ini yaitu,
1. “Kontrol dari orangtua tehadap anak sangatlah penting di zaman sekarang. Karena orang tua merupakan pendidik yang pertama dan yang banyak sekali berhubungan langsung dengan anak-anak.”
2. “Karena siaran televisi sangat dekat sekali dengan anak-anak, maka orang tua harus bisa mendampingi serta memberikan arahan kepada anak apabila dalam siaran tersebut ada yang tidak pantas dilihat atau disaksikan oleh sang buah hati.”
3. “Faktor yang paling penting dalam perkembangan emosional dan spiritual anak bergantung pada orang tua itu sendiri. Apabila kurang pengawasan dari orang tua, maka anak pun akan lebih mudah lagi menyerap hal-hal yang bersifat negatif yang ada di luar.”
4. “Ini yang terpenting, jangan pernah memberikan perhatian yang terlalu (over protective) karena hal ini akan sangat berpengaruh pada anak, yang mana ia akan terasa amat terkekang dan penasaran. Karena rasa penasaran anak itu ia akan mencoba berbagai hal untuk mengetahui mengapa ia dilarang. Dan biasanya hal tersebutlah yang menciptakan sifat anak jadi penutup, suka berbohong dan lainnya.”
“Dan yang harus kita ketahui adalah banyak orang yang salah kaprah, karena menyangka putra-putrinya adalah miliknya, sehingga bebas diperlakukan sesuka hati. Padahal sebenarnya anak hanyalah titipan Allah SWT yang sewaktu-waktu akan kembali pada Allah SWT. Dan sebagai titipan, tentu saja kita yang diberi amanah memiliki kewajiban dalam menjaganya,” kata Ustadzah Hasanah menambahkan.
“Kamu sekalian adalah pemimpin dan kamu akan ditanya tentang kepemimpinanmu… Orang laki-laki (suami) adalah pemimpin dalam keluarganya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya. Istri adalah pemimpin dalam rumah tangga suaminya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya. ” (HR Bukhari juz 1, hal. 215)
Oleh sebab itu, menurut ia, jangan sampai orang tua salah dalam mendidik anaknya. Seharusnya, ibu atau ayah memberikan buah hatinya berupa pelajaran Islam yang baik dalam menjaga pondasi akhlaknya. Karena itu sangatlah penting bagi diri anak untuk ke depannya.
Ada sebuah hadis menyebutkan,
(حق الولد على والده ان يحسن اسمه ويحسن موضعه ويحسن ادبه (رواه البيهقى
Artinya, “Seungguhnya kewajiban orang tua dalam memenuhi hak anak itu ada tiga. Yakni, pertama, memberi nama yang baik ketika lahir. Kedua, mendidiknya dengan Al Quran, dan ketiga, mengawinkan ketika menginjak dewasa”.(HR.Al Baihaq). Bersambung….
Artikel ini ditulis oleh: