Vice President Corporate Communication PT Pertamina (persero), Wianda Pusponegoro (Aktual/Ilst.Nlsn)
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (persero), Wianda Pusponegoro (Aktual/Ilst.Nlsn)

Jakarta, Aktual.com – PT Pertamina (Persero) meminta anak usahanya yakni PT Pertamina Parta Niaga agar segera menyelesaikan sengketa dengam karyawannya utuk menghindari krisis distribusi BBM akibat adanya keinginan karyawan Pertamina Parta Niaga untuk melakukan mogok kerja.

“Jadi memang kita sebagai induk Patra Niaga, kita minta manajemen Patra Niaga agar menyelesaikan dan berdialog dengan para Awak Mobil Tangki (AMT) dengan sebaik-baiknya. Tentu yang menjadi Perhatian utama kami jangan sampai distribusi BBM terganggu,” kata VP Pertamina, Wianda Pusponegoro saat ditemui di Gedung Dewan Pers, Minggu (23/10)

Selain itu, ujar Wianda, pihaknya juga akan berupaya mempersiapkan langkah antisipasi agar tidak terjadi permasalahan distribusi jika anak perusahaannya itu tidak mampu menemukan kata mufakat atas sejumlah tuntutan dari Awak Mobil Tangki Pertamina Patra Niaga Depot Plumpang.

“Kami juga harus menyiapkan langkah-langkah bekerjasama denga tim pendukung pekerja yang lain agar memastikan BBM tetap terdistrubusi. Tapi tetap langkah awal kita berharap agar permasalahan itu menemukan solusi antara kedua belah pihak supaya distribusi tetap berjalan dengan baik,” tandasnya.

Sebelumnya Awak Mobil Tangki Pertamina Patra Niaga Depot Plumpang mengancam akan melakukan mogok kerja yang akan dimulai per satu November mendatang. Ancaman ini dicetuskan karena mereka merasa diperlakukan dengan penuh ketidak adilan oleh manajemen PT Pertamina Parta Niaga.

Ketua advokasi federasi buruh transportasi pelabuhan Indonesia, Gallyta, Menjelaskan selama ini awak Mobil Tangki yang berjumlah kurang lebih 1.000 orang, mendistribusikan BBM ( bensin, solar, pertalite, pertamax, pertamax plus, pertamina dek) ke sekitar 850 Pom Bensin se-Jabodetabek termasuk Puncak dan Sukabumi.

Mereka sudah bekerja dengan masa kerja belasan tahun dengan status outsourcing dan dikontrak setiap tahun. Mereka bekerja setiap hari dengan upah UMP tanpa dibayar lembur atas kelebihan jam kerja setiap hari. Selain itu, mereka juga mendapat diskriminasi dengan tidak mendapatkan uang tunjangan Migas seperti pekerja atau buruh Pertamina lainnya yang mendapatkan tunjangan migas setiap tahunnya.

“Jam kerja yang panjang ini menjadi resiko yang harus di alami Awak Mobil Tangki Pertamina Patra Niaga yang mengakibatkan seringnya terjadi kecelakaan kerja,” ujar Gallyta.

 

*Dadang

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Dadangsah Dapunta
Editor: Andy Abdul Hamid