Pengendara mengambil kartu tol saat akan masuk Gerbang Tol Cibubur Utama di Jakarta, Jumat (8/9). PT Jasa Marga (Persero) memutuskan menghapus dua gerbang tol di ruas tol Jakarta-Bogor-Ciawi (Jagorawi) yaitu Gerbang Tol Cibubur Utama dan Cimanggis Utama mulai 8 September 2017 pukul 00.00 WIB. Hal ini guna mengatasi kemacetan yang kerap terjadi di ruas Jagorawi tersebut. AKTUAL/Tino Oktaviano

Surabaya, Aktual.com – Layanan pembayaran E-Toll dengan kartu seharusnya tidak bisa langsung diterapkan begitu saja. Sebab, ketidak siapan jasa marga justru merugikan para ekspedisi, termasuk organda. Hal ini dikatakan oleh Ketua Organda Tanjung Perak Surabaya, Codi Lamahayu.

“Saya setuju dengan E-toll. Ini sebuah kemajuan negara. Tetapi, sosialiasi harus panjang. Perangkatnya juga harus sempurna. Sekali lagi, saya setuju. Tapi, harus mengena sasarannya,” kata Codi Lamahayu, di Surabaya, Kamis (2/11).

Ia pun merincikan kendala para sopir truk organda saat pemberlakukan e-toll. Diantaranya, mesin e-toll yang tidak sensitif terhadap kartu e-toll. Akibatnya, para sopir terlalu lama di mesin e-toll yang justru berdampak pada kemacetan atau antrean panjang.

Selain itu, lanjut Codi, tidak semua para sopir truk organda memahami tentang kartu e-toll. Oleh sebab itu, ia pun berharap agar setiap pintu tol, selain di sediakan jalur khusus e-toll, juga disediakan jalur yang masih manual atau pembayaran langsung.

“Paling tidak sosialiasi e-toll itu berlaku selama 6 bulan, agar semua sopir bisa mengerti. Apalagi, tidak semua pintu tol menjual kartunya. Bagaimana kalau saldo habis di lokasi tol yang tidak menjual? Ini kan malah menghambat,” lanjutnya.

Diakuinya, selama pemberlakuan e-toll, biaya pengeluaran organda membengkak seiring dengan kenaikan harga masuk tol. Sebab, hampir setiap hari organda mengeluarkan 100 ribu untuk saldo e toll bagi 1 sopir sebelum berangkat.

“Organda ada 5.000 truk yang beroprasi setiap hari. Seluruhnya dapat saldo 100 ribu, berarti yang kita keluarkan untuk saldo setiap harinya mencapai 500 juta rupiah,” tutup Codi.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Ahmad H. Budiawan
Editor: Eka