Asal-usul penamaan thoriqoh ini dinamai “Syadziliyah” karena dinisbatkan kepada pendirinya yaitu Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili (w:656 H), oleh sebab itu semua jaringan para pembesar ulama atau masyaikh Syadziliyah mempunyai hubungan sanad atau mata rantai yang tersambung dan bermuara kepadanya (hingga sampai kepada Rasulullah Saw).
Thoriqoh Syadziliyah pada perkembangannya menumbuhkan banyak cabang thoriqoh dan thoriqoh ini dikenal dengan “Darqowiyah” sebagai nisbat pada Maulaya Muhammad Al ‘Arabi Ad-Darqowi (w:1239 H) tokoh sufi besar yang menghidupkan syiar thoriqoh Syadziliyah secara meluas dan mengembangkannya.
Semua thoriqoh sufiah (yang jumlahnya banyak) itu sama-sama mempunyai satu tujuan yaitu sampai atau wushul (الوصول) dalam bermakrifat kepada Allah Swt (معرفة الله) melalui persaksian dan keyakinan penglihatan bathin dengan cara mujahadah atau bersungguh-sungguh dalam mutaba’ah (meneladani ) kepada Rasulullah Saw sehingga menghantarkannya pada maqam Fana dan Baqa bersama Allah Swt.
Sementara perbedaan- perbedaan yang ada pada sejumlah thoriqoh tersebut hanya sebatas tata cara dan metoda yang diterapkan oleh masing-masing masyaikh atau para guru thoriqoh yang berbeda-beda namun tetap mengarah pada tujuan yang sama.
Pondasi yang dibangun oleh para masyaikh thoriqoh Syadziliyah Darqowiyah mengandung banyak keistimewaan tersendiri, hal tersebut diakui oleh Sayidi Ahmad Al Kamsyakhanawi An-Naqsyabandi (w :1311 H), didalam kitab “Jami’ Al Ushul fi Al Aulia” juz 2 halaman 41 beliau mengungkapkan: “Thoriqoh Imam Abul Hasan Asy-Syadzili hadir membimbing di jalan Allah Swt dengan membawa pencerahan melalui beragam ungakapan yang menakjubkan, memiliki ciri khas pembinaan, pijakan yang indah nan singkat (untuk dilalui) dengan kombinasi ilmu, amal, hal, maqam, himmah dan maqal.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid