Thoriqoh Syadziliyah mencakup konsep jadzab, mujahadah dan inayah yang semuanya itu terhimpun dalam adab, qurb, taslim dan ri’ayah. Bangunan thoriqohnya diperkokoh oleh dua pondasi ilmu yakni ilmu dzohir dan ilmu bathin, dibangun dengan modal giat ber-thalabul ilmi (mencari ilmu), memperbanyak dzikir dan hudhur bahkan metoda hudhur atau istihdhor dalam thoriqoh Syadziliyah Darqowiyah merupakan jalan termudah dan paling cepat (untuk menggapai futuh) dengan cara memperbanyak mujahadah karena mengasah cahaya haqiqi atau an- nur al ashli (النور الأصلي ) yang terdapat pada jiwa para murid akan lebih memperkuat dan menambah entitas pancaran sinarnya bersama cahaya ilmu pengetahuan, lampu-lampu rambu jalan thoriqoh serta keyakinan kuat yang mereka miliki.
Banyaknya cahaya dan ketersingkapan hijab menyebabkan hati mereka semakin jernih dan cerdas namun demikian kebanyakan dari mereka (para murid) tetap mampu menyelami maqam kasab atau asbab dan meskipun secara lahiriyah mereka kerap berpenampilan layaknya orang- orang awam akan tetapi gerak-gerik bathinnya atau ahwalnya tetap terjaga dan waspada dalam mengontrol tindakan perbuatannya padahal hati mereka sarat akan banyak rahasia atau asrar ilmu dan hikmah serta pemahaman akan hakikat.
Dengan demikian, engkau bisa saja menjumpai salah seorang dari mereka (ahli thoriqoh Syadziliyah Darqowiyah) yang penampilannya seperti orang biasa saja namun ternyata -ketika bergaul- ulasan tentang hakikat maupun untaian kata hikmah selalu melekat dalam setiap obrolan atau pembicaraan maupun sikapnya, yang demikian itu disebabkan oleh banyaknya limpahan cahaya yang ia peroleh berkat bantuan atau ‘inayah dan pengawasan atau himayah serta lindungan Allah Swt.
Sehingga keberadaan mereka tersebut mengungguli keutamaan Arbab Al Inqitho’ wa Al Khalawat (أرباب الانقطاع والخلوات) yaitu orang-orang yang memisahkan diri dari khalayak ramai dan memutus interaksi terhadap sesama manusia.“
Laporan: Deden Sajidin
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid