Kapal perang berbagai negara delegasi Marine Naval Excercise Komodo (MNEK) 2016 berlayar dari Teluk Bayur menuju perairan Kepulauan Mentawai untuk mengikuti latihan laut di Sumatera Barat, Kamis (14/4). Kegiatan MNEK 2016 akan dipusatkan di Kepulauan Mentawai hingga 16 April 2016. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/foc/16.

Jakarta, Aktual.com – Guru Besar Hukum Internasional UI Hikmahanto Juwana menilai hasil pertemuan trilateral Indonesia-Malaysia-Filipina di Yogyakarta merupakan hasil maksimal yang bisa dicapai.

Dimana dalam pertemuan yang membahas keamanan di laut dan kerjasama menjaga stabilitas Selat Malaka itu dihasilkan empat kesepakatan.

Meskipun, ujar Hikmahanto, kesepakatan itu tidak berpengaruh terhadap kasus penyanderaan yang terjadi atas warga negara Indonesia.

Sebab kejadian penculikan di wilayah kedaulatan Filipina yang secara de facto dikuasai pemberontak. “Sehingga kerjasama tidak mungkin memasuki wilayah Filipina termasuk laut teritorialnya,” ujar dia, Kamis (5/5).

Sebelumnya, Menlu Retno, mengatakan kesepakatan yang dihasilkan dalam pertemuan ketiga negara yakni, pertama akan berkoordinasi untuk lakukan patroli laut menjaga keamanan kawasan.

Kedua, ketiga negara akan segera memberi bantuan apabila ada kapal yang dalam keadaan terancam atau memerlukan pertolongan.

Ketiga, akan saling bertukar informasi yang akan diberikan kepada intelijen negara guna menanggapi situasi darurat.

Kesepakatan ke empat, ketiga negara akan segera merancang saluran komunikasi khusus untuk mempercepat komunikasi saat ada kondisi mengancam.

Pertemuan itu dihadiri Menlu RI Retno Marsudi, Menlu Malaysia Sri Anifah Haji Aman dan Menlu Filipina Jose Rene Almendras. Juga hadir Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan pejabat militer Malaysia dan Filipina.

Artikel ini ditulis oleh: