Jakarta, Aktual.com — Akibat tebalnya asap yang menyelimuti pulau Sumatra, tercatat puluhan ribu kasus gangguan kesehatan yang dialami warga setempat yang terkena dampak dari kebakaran hutan dan lahan.

Penyakit yang kerap kali terjadi dalam kasus tersebut, di antaranya merupakan penyakit yang cukup serius apabila tidak ditangani secara baik. Seperti ISPA, pneumonia, asma, iritasi mata dan iritasi kulit.

Hal ini dijelaskan oleh Achmad Yurianto selaku Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan. “Akibat kebakaran lahan, mengakibatkan ditutupnya ratusan sekolah dan bandara, terganggunya transportasi dan mengakibatkan dampak kesehatan yang cukup serius, antara lain meningkatnya kasus Ispa, pneumonia, asma, iritasi mata dan iritasi kulit,” jelas Achmad, kepada Aktual.com, di Jakarta, Selasa (8/9).

Menurut data Kemenkes, di Provinsi Riau, penyakit dari bencana asap hingga tanggal 4 September 2015 mencapai 12.633 kasus.

“ISPA (10.133 kasus), pneumonia (311 kasus), asma (415 kasus), iritasi mata (689 kasus) dan iritasi kulit (1.850 kasus),” papar Kemenkes dalam data tertulisnya.

Dr Achmad menerangkan, dalam menanggulangi bencana kebakaran hutan dan lahan, telah disiapkan beberapa bentuk bantuan distribusi berupa masker dan logistik lain.

“Kami mendistribusikan masker kepada Dinas Kesehatan provinsi Riau sebanyak 65.000 pieces. Kemudian Dinas Kesehatan Palangkaraya telah menganggarkan 30.000 pieces masker setiap tahun,” terang Achmad.

Lebih lanjut, dia menambahkan, pihaknya juga terus memantau perkembangan masalah kesehatan akibat bencana kebakaran hutan dan lahan. Sekaligus menyiagakan pos kesehatan, Puskesmas dan rumah sakit dan menggerakkan tim medis selama 24 jam.

Terkait beberapa penyakit tersebut, Achmad Yurianto memberikan sedikit tips kepada penduduk berdampak. Yakni, menghindari kontak langsung dengan pusat asap dan gunakan standarisasi masker.

“Hindari alergennya. Dalam arti hindari dengan asapnya langsung. Perbaiki kondisi tubuh jangan sampai sakit, makan makanan bergizi, minimaliskan berpergian keluar rumah, jika keluar rumah sebaiknya gunakan masker NH59 yang memiliki standarisasi,” jelas Achmad.

Artikel ini ditulis oleh: